Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

"Sunhaji", Utusan Kerukunan Agama dan Kemarahan Warganet

6 Desember 2024   09:21 Diperbarui: 7 Desember 2024   10:20 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lapis akar rumput yang menghidupkan rumah-rumah ibadah dan melayani jamaah, ada banyak sekali agamawan kampung yang bertahun-tahun bekerja demi kerukunan dan cinta tanah air tanpa pernah disorot. 

Mereka mengayakan dialog-dialog lintas iman, mengisi pelatihan, dan pergi ke forum-forum kepemudaan dengan komitmen yang teguh.

Rumah mereka sederhana tapi selalu terbuka bagi siapa saja. Mereka tidak muncul di podcast, berita selebritas, atau liputan sosok di pikiran redaktur media besar.

Mereka berikat dalam jejaring yang kulturnya kuat mengakar di kampung-kampung, beririsan dengan banyak aktor dan kepentingan, juga mengelola keterbatasan infrastruktur, tanpa banyak publisitas yang melenakan. 

Dalam banyak hal, mereka justru khawatir dengan cara negara bekerja mengelola kebersamaan dan kerukunan. 

Sebab saat yang sama, negara menghancurkan hutan yang menjadi rumah suci masyarakat adat demi ambisi swasembada beras (sebab pangan lebih luas dari sekadar beras).

Mereka khawatir dengan cara negara memberi dukungan pada keberadaan industri ekstraktif, yang merampas tanah dan menimbulkan pencemaran. Masyarakat menolak dan protes tapi segera saja ini akan menjadi alasan untuk dikriminalisasi dengan dalih melanggar ketertiban umum. 

Jadi kerukunan macam apa yang dibayangkan, jika perampasan ruang hidup terus terjadi? Jangan-jangan, kerukunan yang tidak ditumbuhkan oleh kultur dialog dan kerjasama dari akar rumput. Namun jenis kerukunan yang dijaga oleh kitab undang-undang dan penjara?

Di samping itu, ada juga Rumah Moderasi Beragama yang menjamur di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di Indonesia. Setidaknya, Rumah Moderasi Beragama ini memiliki tiga tujuan. 

  • Mendorong moderasi beragama sebagai landasan berpikir, bersikap, dan rumusan kebijakan dan program; 
  • Memfasilitasi, mengadvokasi, dan memediasi konflik agama antar umat beragama, antar umat seagama, dan antar umat beragama dengan pemerintah; 
  • Menjadi laboratorium moderasi beragama yang terbuka bagi masyarakat umum.

Tentu saja ada kritik terhadap program Rumah Moderasi Beragama, seperti misalnya ia berkembang sebagai institusi yang elitis, tidak menjawab langsung problem real yang dialami warga. 

Atau moderasi beragama yang dibangun lebih kepada mendialogkan problem antar penganut ajaran, bukan pada ajaran dan keberpihakan pada kenyataan hidup penganut ajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun