Perempuan itu menyedot lagi udara dingin, dalam dan dalam sekali ke dadanya. Aku meneguk lagi Arabika terakhir di cangkir kaleng. Hujan sudah berhenti tapi matahari tidak ke sini.
Perempuan itu ke sebuah kamar yang berantakan. Ia menatap dalam ke cermin besar. Melihat diriku meringkuk di sana: kelelahan, marah, tapi masih berdiam diri.
Kita masih bisa, selalu bisa, bukan?
Perempuan itu tidak bicara. Aku berharap secangkir Arabika dan aroma hujan yang memenuhi dadanya membuat semua ini berhenti. Setidaknya, ia hanya akan pergi ke jendela dan menemani meneguk lagi Arabika.Â
Seperti sebulan terakhir ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H