Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Pertanyaan Terakhir

5 Oktober 2024   09:30 Diperbarui: 5 Oktober 2024   16:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunyi persneling diinjak, gas dikendurkan. Sebuah motor berhenti.
Tok...tok..tok.
Tok..tok..tok.

Tak ada langkah kaki.
Tok...tok..tok.

Lampu masih padam, horden belum direntangkan. Jendela itu memang tak pernah dibuka. Tak banyak cahaya berpendaran.

Tak ada suara. Tak cukup tanda kalau ada yang sudah bangun di dalam.

Siapa yang mengetuk sepagi ini?
Hening saja. Tapi tidak ada yang berlalu, masih menunggu.

Suara langkah mendekati pintu dari dalam rumah. Kreek..kreek. Putaran kunci.
"Kak, maap nih. Bang Boy ada?" Perempuan, muda. Wajahnya bundar.

Wajah ini pernah sekali singgah ke sini. Siapanya Boy?
"Ooh, lagi ke kampung...Eh, ini apaan?"

Plastik hitam besar membungkus sebuah benda persegi. Disandarkan di dinding, sepertinya sudah bersiap balik kanan. Mungkin nanti akan menitip pesan saja--barang sudah diantar. 

"Oh iya. Ini speaker saya. Mau dititip di sini dulu, hehehe." Cengengesan.
 Diam sebentar. Dua tatap bertemu, penasaran dan berharap.

"Ya sudah, dimasukin saja."
"Baik Kak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun