Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Pertanyaan Terakhir

5 Oktober 2024   09:30 Diperbarui: 5 Oktober 2024   16:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Speaker itu berpindah tempat. "Kak, saya balik dulu, ya."

"Oke. Boy mungkin baru balik sebentar sore."
"Iya, katanya sesudah asar. Hehehe." Cengengesan lagi.

Mengapa kamu seolah-olah begitu? Tapi kata-kata ini tidak keluar, tertahan oleh kecurigaan.
***

Tok..tok...tok...tok...tok..tok...
Lebih keras, kasar, tergesa-gesa. Tidak suka dibikin menunggu. Baru sepi sepuluh menit, siapa lagi?

"Buka pintunya!"

Lho, ada apa ini? 

Pintu dibuka lekas-lekas. Perempuan, matanya lelah. Rambutnya awut-awutan, seperti berjaga sepanjang hari. Bisa jadi dua atau tiga hari.

"Boy dimana?"
"Pulang..Kamu?" Kesal.

"Kamu yang siapa? Siapanya Boy kamu?"
Matanya mendidih. Aku orang kerja di sini, kenapa?--tapi lebih baik diam saja.

"Bangsat!" Mengumpat.
"Eh, bilang sama Boy, mau sampai di neraka, tetap akan kucari." 

Perempuan itu terus pergi.
***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun