Speaker itu berpindah tempat. "Kak, saya balik dulu, ya."
"Oke. Boy mungkin baru balik sebentar sore."
"Iya, katanya sesudah asar. Hehehe." Cengengesan lagi.
Mengapa kamu seolah-olah begitu? Tapi kata-kata ini tidak keluar, tertahan oleh kecurigaan.
***
Tok..tok...tok...tok...tok..tok...
Lebih keras, kasar, tergesa-gesa. Tidak suka dibikin menunggu. Baru sepi sepuluh menit, siapa lagi?
"Buka pintunya!"
Lho, ada apa ini?Â
Pintu dibuka lekas-lekas. Perempuan, matanya lelah. Rambutnya awut-awutan, seperti berjaga sepanjang hari. Bisa jadi dua atau tiga hari.
"Boy dimana?"
"Pulang..Kamu?" Kesal.
"Kamu yang siapa? Siapanya Boy kamu?"
Matanya mendidih. Aku orang kerja di sini, kenapa?--tapi lebih baik diam saja.
"Bangsat!" Mengumpat.
"Eh, bilang sama Boy, mau sampai di neraka, tetap akan kucari."Â
Perempuan itu terus pergi.
***