Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Juventus yang Dirindukan

3 Oktober 2024   13:11 Diperbarui: 3 Oktober 2024   13:16 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dusan Vlahovic, mencetak dua gol dalam laga Liga Champions melawan RB Leipzig di Red Bull Arena, Leipzig.(RONNY HARTMANN.AFP) | Kompas.com

We wanted to prove our superiority on the field - Thiago Motta/Football Italia

Sebelum perjumpaan  RB Leipzig (RBL) dan Juventus dihelat, banyak media yang memberi tajuk jika duel ini adalah pertemuan dua tim dengan mekanisme bertahan jempolan di 6 pekan bergulirnya liga-liga Eropa. 

Subuh tadi, di Red Bull Arena, Juventus membuktikan diri jika mereka bukan saja lebih baik dalam semua aspek--taktikal dan mental. Mereka adalah wujud dari dinamika proyek dengan kendali transisi yang tepat. 

Proyek yang kini sedang diarsiteki oleh Cristiano Giuntoli semestinya sudah dimulai di era Maurizio Sarri, pada musim 2019/2020. Namun, katakanlah, watak konservatisme Andrea Agnelli membuat Sarriball cuma semusim. 

Lalu, digantikan Andrea Pirlo yang baru lulus sekolah. Puncak dari kebimbangan ini adalah dengan memulangkan Allegri. Ujungnya, Juventus baru belum menjadi kenyataan. 

Eh tapi, semuak-mualnya Juventini terhadap #Allegriback, ini bukanlah opsi yang sepenuhnya salah, apalagi ahistoris. 

Tangan dingin pelatih yang tengah ramai digosipkan sebagai suksesor Erick Ten Hag di Man Utd (duhai semesta, jodohkanlah mereka!) adalah tangan yang mengukuhkan dominasi. 

Sembari itu, di masa kepelatihan kedua rezim Allegri, Juventus memang bersandar dengan skuad seadanya-yang penting tetap di jajaran Big Four-tetap menang dengan cara membosankan sebab kalau butuh hiburan kamu ke bioskop saja-dan tetap mengoleksi gelar--(kalau kamu tetap ingin memiliki kepala tanpa kebotakan, jangan pernah menjadi pelatih sepak bola). 

Jadi, kita tidak bisa terlalu menghakimi Tuan Allegri dengan modalitas semacam itu--saat itu juga terjadi pagebluk Covid-19 dan klub tersandera lagi dengan skandal laporan keuangan. Lagi pula, konservatisme Agnelli selamanya adalah tonggak historis penting yang belum tentu bisa direproduksi dalam 50 tahun di muka. 

Riwayat rezim Agnelli adalah kisah superioritas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun