Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dua Pagi di Surakarta

28 September 2024   10:57 Diperbarui: 28 September 2024   13:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebab itu, menggunakan sepatu kets, celana pendek, kaos hitam dan topi pet lusuh, saya berjalan dari depan hotel, melewati gedung GPBI Penabur, menyusuri jalan Jendral Sudirman. Hingga tiba di depan Balai Kota, berhenti sejenak. 

Ada seorang perempuan sedang bersiap lari pagi, ia memegang tumbler. Dan seorang pemuda yang sedang duduk dengan sepedanya. 

Saya memutuskan menyebrang ke jalan Urip Sumoharjo, melintasi pertigaan yang mulai ramai kendaraan. 

Dari sini, saya memilih berbalik arah melewati halaman depan benteng Vastenburg. Sumber Belanda menyebut jika Vastenburg dibangun sekitar 1745 atas perintah Gubernur Jendral Gustaaf Willem baron van Imhoff (1705-1750).

Persis di sebelah kiri, berdiri gedung Mall Pelayanan Publik (MPP), yang diresmikan tahun 2020. Saya seolah sedang melintasi dua zaman, bukan cuma dua bangunan dari kehendak politik yang berbeda. 

Jika bangunan pertama melambangkan kuasa dan kontrol kolonial, khususnya terhadap raja-raja Jawa. Maka yang kedua adalah perlambang dari kehadiran negara paskakolonial dengan hendak memenuhi cita-cita pelayanan publik.

Tapi, karena sebatas ingin mengorientasikan ruang di kepala, maka saya lebih peduli pada jarak yang sudah ditempuh. Bukan pada mekanisme kuasa dan kontestasi dalam produksi ruang urban, seperti yang direfleksikan seorang marxist Perancis bernama Henry Lafebvre. 

Kini, saya menyeberang lagi, dan meniti jalan Pakoe Boewono yang tak seramai Jendral Sudirman.

Ada beringin besar dan trotoar yang lapang. Di sebuah titik, berbincang seorang bapak pengayuh becak dan seorang ibu; dua jelata yang mungkin menghabiskan hidup sehari-hari di jalanan.

Saya memilih berbalik arah saja. Kemudian meniti jalan besar Slamet Riyadi terus. Mungkin sekitar 800 meter, lantas berbalik arah lagi, kembali ke penginapan. Sudah waktunya sarapan. 

Kendaraan makin ramai di jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun