Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Kaka Boss", Boleh Juga...

4 September 2024   22:48 Diperbarui: 4 September 2024   22:49 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Kaka Boss (2024) | (Sumber: Tangkapan layar YouTube Cinema 21) via CNN Indonesia

Ko stop tipu-tipu! - Kaka Bos

Sekitar jam 16.05, saya buru-buru ke Cinema XXI di Bandung Indah Plaza (BIP). Ketika tiba di depan loket penjualan tiket, di layar untuk memesan tempat duduk, baru terisi dua kursi. 

Saya memilih satu kursi di deret paling atas, sembari membatin. Sepi sekali, apakah film ini gagal meledak?

Film Kaka Boss yang perdana tayang 29 Agustus memang menimbulkan rasa penasaran. Terutama karena dipromosikan sebagai film yang bakal berbeda tentang orang-orang yang berasal dari Indonesia Timur. 

Tentu saja, saya sebagai anak yang besar di Jayapura, ingin merasakan emosi dari cerita ini. Atau bernostalgia dengan hal-hal yang relevan di dalamnya. 

Tapi, tantangannya tidak di sana, pada kebutuhan akan nostalgia untuk perantauan seumpama saya. 

Tantangannya adalah bisakah Kaka Boss menghadirkan nuansa drama komedi yang relate dengan para penonton yang tidak pernah mengalami Indonesia Timur seperti saya?

Premis Kaka Boss (dan Usaha Pembalikan Stereotip). Perihal ide atau premis dasar Kaka Boss, di kanal podcast Hahaha TV, Arie Kriting bilang jika film ini tentang seorang ayah yang juga debt collector. 

Ia mendadak ingin menjadi penyanyi demi kebanggaan dan kebahagiaan anak perempuannya. Celakanya, dia tidak ingin dikenal sebagai preman tetapi tidak memenuhi syarat menyanyi dengan layak.

Lebih jauh lagi, kata komika kelahiran Wakatobi, Sulawesi Tenggara ini, Kaka Boss adalah jenis narasi yang diciptakan untuk membalik stereotip terhadap orang dari wilayah Indonesia Timur. Orang-orang yang secara fisik hitam, keriting, dan terlihat sangar. Secara sosial, konon keras, emosional dan antidialog. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun