Situasi yang semacam ini tak terjadi di Napoli, sejak ditinggal pergi Luciano Spaletti. Napoli sudah gonta ganti pelatih 3 kali sejak 2023 hingga akhirnya Conte. Dan Napoli tidak pernah kemana-mana lagi, bolak-balik berebut jatah The Big Four saja mereka ngos-ngosan.Â
Pembukaan yang buruk bagi Milan--andai nanti menjadi 5 atau 6 pertandingan awal dengan kekalahan--segera saja menimbulkan isyarat awal dan spekulasi jika tim semacam ini tak bakalan banyak berbuat di sepanjang musim.Â
Atau sekedar mengkonfrimasi tudingan Il Corriere dello Sport jika sejak awal tim ini sedang mengelola krisis.
Ini sama bermakna bahwa transisi era baru sedang berada di jalur yang salah sekaligus mengkonfirmasi penolakan fans. Saat yang bersamaan, pada dasarnya, sedang meragukan optimisme Zlatan Ibrahimovic, sang penasihat senior. Â
"Dia akan menjadi pelatih baru AC Milan, itu adalah pilihan yang bijaksana. Kami ingin Milan bisa memainkan sepak bola yang dominan. Kami mempelajari bagaimana dia melatih, bagaimana dia mempersiapkan pertandingan," terang Zlatan. Â
Ah, yang benar saja kau. Ini Milan, bung!Â
Walau begitu, Milanisti mungkin lebih bisa menerima saran Arrigo Sacchi. Bersabarlah dan beri waktu kepada Fonseca.Â
Sikap Positif, Energi dan Hasrat Bertahan (dan Lupakanlah Mantan). Di Football Italia, Paulo Fonseca bilang jika kekalahan di markas Parma sulit dimengerti. Sebab, baginya, skuad Milan sudah bersiap dengan baik menghadapi laga tersebut.
Kekalahan ini (seolah) mengulang kesalahan yang sama ketika menghadapi Torino.Â
Secara taktikal, Fonseca bilang, saat melawan Torino, Milan gagal melakukan presing yang tinggi. Manakala taktik sama dilakukan terhadap Parma, tim ini masih menemui masalah (yang sama). Â Â Â Â
Seperti menegaskan instruksi melakukan presing tinggi tidak bekerja pada dua laga pembuka ini. Jadi, apa masalah sesungguhnya?