Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Open BO Lagi" yang Kini Lebih Matang

14 Juli 2024   09:50 Diperbarui: 28 Juli 2024   12:28 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Darius dan Naomi dalam jumpa pers series Open BO Lagi di daerah Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (30/5/2024). (KOMPAS.com/Revi C Rantung)

Ketika series Open BO pertama tayang di Vidio, saya menulis sebuah catatan pendek. Lengkapnya boleh dibaca di Open Bo, Sebuah Pengantar.

Pada series orisinil Vidio ini, Wulan Guritno berperan sebagai Ambar, sang daya tarik utama. Dalam diri Ambar, melekat beberapa peran sekaligus stigma yang sejatinya tidak pernah mudah. 

Ambar adalah seorang ibu tunggal, mantan narapidana, pekerja seks komersial papan atas. Hidupnya kemudian terjebak perselingkuhan yang membawanya kedalam ketegangan politik dengan keluarga penguasa. 

Seketika saja, kita membayangkan Ambar, seharusnya, adalah seorang korban yang empuk dalam konfigurasi semacam ini. 

Sayangnya, persis di sudut pandang korban itulah, Open BO musim perdana tak berhasil mengelaborasi dinamika konfliktualnya. Sebagaimana salah satu kesimpulan dalam tulisan tersebut:

Ambar yang cantik dan terawat jelas jauh dari gambaran perempuan yang baru keluar dari penjara, misalnya. Kemudian mesti berjuang keras agar diterima lagi di masyarakat. Sebagaimana cerita "Dapur Napi", mini seri yang juga diproduksi Vidio. 

Ambar sebagai ibu tunggal juga tidak diterpa serentetan prahara yang mengancam daya hidupnya. Ambar belum benar-benar terlihat mempertaruhkan hidupnya.

Sehingga terasa sekali, Open BO edisi perdana seolah-olah panggung dengan pusat sorotan pada sosok Ambar belaka. Lantas terasa hambar dan kompleksitasnya menjadi sederhana. Ambar adalah kisah yang jauh panggang dari api.

Kesan kurang berhasil pada penayangan perdana Open BO membayangi ketika saya melihat iklan musim keduanya di Vidio. Ada yang bakalan berbeda, tak sekadar para pemeran, atau hanya akan mengulangi jebakan ide yang sama?

***

Vidio sudah menayangkan lagi musim terakhir Open BO dengan judul Open BO Lagi (21+). Ada 8 episode untuk musim penghabisan ini dengan rata-rata setiap episode menghabiskan waktu 40 menit. 

Bagi saya, yang baru menyaksikan hingga episode 4, Open BO Lagi jauh lebih berhasil dibanding pendahulunya. Ia membuat saya sesekali tertawa dan terdiam sejurus; mengindikasikan sebentuk progres. 

Bagaimana progres itu dimungkinkan? Sekurangnya, terdapat tiga pergeseran penting yang menarik didiskusikan.

Pertama, keragaman tokoh dan para pemerannya. Nama Wulan Guritno dan Winky Wiryawan memang masih ada, namun mereka tidak banyak memiliki kisah/scene. 

Satu yang bertahan dan tetap dominan dari masa lalu sebagai supporting figure adalah karakter Soleh yang masih diperankan komika Fajar Nugra. 

Sisanya adalah nama-nama segar seperti Darius Sinathrya, Naomi Zaskia, Agnes Naomi, dan selebgram seperti Tante Ernie. Hingga episode keempat, nama-nama ini berhasil menghidupkan karakter yang diperankan. 

Tante Ernie misalnya. Sebagai debutan, ia cukup baik berperan sebagai mucikari yang tidak mengambil peduli dari kesulitan pekerjanya selain akumulasi cuan, cuan, dan cuan. Tante Erni tak cuma hadir sebagai mucikari yang molek.

Sama halnya dengan Naomi Zaskia, aktris yang dikenal lewat sinetron Diam-Diam Suka (2013). 

Ia tampil cukup baik dalam menghidupkan karakter Rahma alias Gina alias Misyel, pekerja seks yang terjebak asrama dengan Billy Prawira (Darius Sinathrya) kemudian terseret ke dalam persaingan politik internal Partai Merakyat. Juga, bagi kita yang lama tak melihat Darius Sinathrya berakting, maka ini adalah edisi comebacknya yang bisa disebut sukses.

Keragaman tokoh itu membuat jalinan cerita tidak bertumpu pada dinamika konflik yang sederhana, seperti pendahulunya.

Pendahulunya terpenjara pada segitiga ketegangan antara Ambar, Taufan Abimanyu (politisi muda yang sedang meroket namun tidak lebih berkuasa dari istrinya), dan Jaka (penulis naskah yang kehabisan ide cerita). 

Narasinya terlalu berporos di sini sehingga ia mengalami pendangkalan horison--kita kesulitan berempati kepada hidup seorang Ambar.

Kedua, kompleksitas cerita dan sudut pandang. Open BO Lagi mengembangkan cerita yang jauh lebih kompleks dengan dinamika yang merayakan pluralitas hidup individu dalam dunia sosial. 

Di satu sisi, ada dunia politik yang menjadi sebuah panggung dari ambisi dan intrik. Di dunia ini, sosok Billy Prawira, calon istrinya serta keluarganya yang sedang merawat struktur dinasti di Partai Merakyat tidak hadir sebagai background tempelan. 

Kali ini, ketegangan politiknya tidak hadir sebagai seolah-olah kuasa yang berbahaya dan bersiap memangsa siapa saja. 

Sebaliknya, ia adalah dunia dengan ketegangannya sendiri--dimulai ketika Billy diserang isu asuslia sesudah fotonya dengan Gina tersebar menjelang Munas Partai. 

Sisi yang lain, adalah dunia para pekerja seks komersial, dimana Gina dan kawan-kawannya bertahan hidup. Ada kemiskinan, harapan, dan kebersamaan di balik "bisnis lendir" yang menjajakan kemolekan tubuh. 

Gina, dkk adalah pekerja yang rentan menghadapi kekerasan yang dilakukan pelanggan. Di samping itu, ada mucikari yang tak peduli penderitaan pekerjanya. 

Lalu, Gina juga memiliki hidup seorang perempuan jelata. Ayahnya yang kawin lagi, adiknya mesti dibiayai sekolahnya, dan seorang ibu yang tabah. Kemiskinan yang ruwet.

Mereka tumbuh dalam pertetanggaan yang doyan bergibah di lingkungan padat pinggir sungai Jakarta. Ini adalah dunia jelata yang menggambarkan kaitan kemiskinan dengan pelacuran.

Satu lagi adalah dunia yang tumbuh di samping karakter Soleh, pengusaha ayam goreng Kentuku yang kini sudah menikah. 

Soleh adalah simpul sosial yang menghubungkan Billy Prawira dengan jaringan prostitusi online, sebagaimana yang dilakukannya kepada Jaka. Namun kali ini, ia memiliki kerumitannya sendiri: kembang kempis usaha dan motif untuk memanfaatkan kekayaan Billy bagi penambahan modal dan gaji karyawan. 

Pluralitas hidup individu ini cukup bagus dalam menampilkan keragaman latar, dinamika masalah, motif, dan jalinan cerita yang membuat penonton melihat kompleksitas sudut pandang. 

Ini bukan agar penonton menjadi berhati-hati dari preferensi moralnya (sebab memang tidak berguna) namun untuk menyadari kerumitan dari setiap ketegangan hubungan manusia.

Ketiga, campur sari drama dan komedi yang afirmatif. Komedi dan drama bukannya diabaikan pada musim perdana Open BO namun di musim ini, ia terasa jauh lebih "bermakna".

Di satu kisah, kita bisa melihat kesedihan dalam hidup keluarga miskin seperti hidup seorang Gina yang masuk kedunia pelacuran untuk membiayai ibu dan adik perempuannya. Kemudian di saat bersamaan kita menyaksikan komedi harian yang diakibatkan konflik antara ibu dan ayahnya atau antara Gina dengan ibu tirinya.

Di kisah keluarga kaya berpengaruh, kita bisa melihat drama persaingan perempuan yang melibatkan kakak dan adik dalam berebut pengaruh politik. Keduanya tampil sebagai perempuan yang penuh pertimbangan, berpikir strategi, dan memiliki kapasitas meredam emosinya. Perempuan-perempuan yang dingin, kalau bukan sadis.

Atau kita bisa tertawa di depan inisiatif Soleh yang ingin mendorong teknik baru dalam promosi "Ayam Kentuku". 

Latar belakang pergaulan dunia hitam membuatnya menawarkan paket "Ladies Night" dimana para pelanggan bisa menikmati ayam goreng yang disajikan di atas tubuh setengah telanjang seorang pesumo. Dan masih banyak komedi lagi. 

Kekuatan komedinya dibentuk dari dialog, motif-motifnya, dan kenaifan tak terduga yang melekat pada masing-masing tokoh itu. Ia dilekatkan dalam hubungan sehari-hari yang akrab. 

Post-Skrip. Dengan ketiga pergeseran di atas, Open BO Lagi: Semakin Panas, Semakin Ganas terasa lebih matang dari pendahulunya. 

Kali ini, kita tidak mengikuti kisah di mana kita kesulitan memahami bagaimana seorang perempuan cantik, ibu tunggal, dan pekerja seks komersil papan atas bisa menghadapi serangan politik hanya bermodalkan pertolongan seorang penulis yang kehabisan ide.

Kita mengikuti jaringan dunia sosial yang memiliki masalahnya sendiri-sendiri, ada pluralitas yang kompleks dan saling menyumbang makna sebagai sebuah sistem sosial. Ada persilangan drama dan komedi antar tokoh dimana hubungan-hubungan sosial itu selalu memiliki konflik dan mekanisme resolusinya sendiri-sendiri.

Pendek kata, Open BO Lagi telah cukup baik menyajikan kisah yang enggan lekas-lekas menuju ending.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun