Yang menyesakkan adalah politik dalam sebuah negeri yang selalu gagal membaca sejarah.
Aku dan kawan-kawan yang tinggal bersama seperti sekumpulan nasib yang malang. Kami dipanggil ke kantor polisi, diperiksa, ditanyai perkara-perkara yang tidak kami mengerti sepenuhnya. Hanya karena ada aksi demonstrasi damai di kota lain.
Aku rindu sekali, Mama. Aku ingin pulang kedalam noken dan mengikuti punggungmu ke kebun yang senyap itu.Â
Ini Natal yang benar-benar asing, Ma.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!