Termasuk melibatkan Rami Malek (yang pernah sukses besar memerankan Freddie Mercury), Kenneth Branagh (pernah memainkan sosok detektif Hercule Poirot), dan Tom Conti (yang kali ini memerankan sosok Einstein).
Bagaimana dampaknya secara bisnis?
Mengutip situs berita Inilah.com (25/07/23), Â Oppenheimer dilaporkan meraih hasil yang luar biasa. Dengan pendapatan mencapai 80,5 juta dolar AS (sekitar Rp 1,2 triliun) dari 3.610 bioskop di AS dan Kanada. Film ini mencatatkan diri sebagai debut non-Batman terbesar untuk sutradara Nolan dan menjadi salah satu debut terbaik untuk film biografi berperingkat-R.
Mengutip berita Antara, di Inggris dan Irlandia, Oppenheimer berhasil mengumpulkan 10,9 juta pound (sekitar Rp 210,1 miliar) dalam box office akhir pekan di dua negeri tersebut. Keberhasilan ini hanya kalah dari film Berbie yang meraup 18,5 juta pound (Rp 356,6 miliar). Â
Lantas, mengapa saya hanya menjumpai situasi sebaliknya dari hingar bingar di atas ketika menunggu di salah satu bioskop tanah air, bukan perkara yang penting.Â
Adalah jauh lebih baik membicarakan film Oppenheimer sebagaimana judul di atas: Pertikaian Panjang Sains dan Kontrol (Geo)Politik.
"Now I Am Become Death, The Destroyer Of Worlds." - Film Oppenheimer
Catatan untuk Oppenheimer. Â Film yang berdurasi selama tiga jam ini dapat dibagi kedalam dua fase utama.Â
Fase Pertama, ketika Julius Robert Oppenheimer direkrut untuk memimpin proyek pembuatan bom atom di Los Alamos, New Mexico. Proyek yang lebih dikenal dunia dengan Proyek Manhattan.Â
Proyek Manhattan adalah proyek pertama Amerika Serikat dalam pembuatan senjata nuklir. Dan merupakan respons terhadap proyek sejenis milik Jerman yang sudah dimulai empat tahun sebelumnya. Maka, di sekitar tahun 1942/1943, Oppenheimer memimpin sekitar 4000 orang dengan investasi senilai 2 milyar dolar Amerika untuk menyelesaikan ambisi khas Perang Dunia Ke-II tersebut.