Tapi dalam perkara memaksimalkan tim dengan usia muda dengan proyeksi jangka panjang bukankah akan lebih baik bersama Roberto De Zerbi, yang sempat disebut-sebut sebagai kandidat pelatih baru?
Tapi mind-sett para petinggi klub ini terlanjur beku dengan jenis konservatisme. Mereka pernah mencoba gaya Maurizio Sarri, lantas Andre Pirlo. Dari sini, terkesan Juventus tengah memilih jalan baru, sekurang-kurangnya warna baru.Â
Namun, sekali lagi, keputusan kembali kepada Allegri adalah indikator pelengkap dari ketidaksabaran melewati transisi. Dan, bisa jadi, semacam ketidakyakinan diri pada proyek melahirkan Juventus baru.
Yang jauh lebih mengkhawatirkan adalah jangan-jangan keputusan kembali kepada Allegri adalah sinyal pembuka dari dimulainya masa-masa yang suram. Termasuk, mungkin juga, bisnis yang suram.Â
Kalaupun Anda tidak setuju dengan seluruh argumentasi di atas, bukanlah kewajiban saya untuk meyakinkan.Â
Yang pasti, apapun jenis kesuraman yang bakal datang dari masa depan Juventus, karena sekali cinta, kita tetap cintaaaaa. Fino Alla Fine!
***
Data tentang Klasmen Serie A terkini mengutip situs Who Scored.com.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H