Latar belakang. Hingga sekuelnya yang ke-8, Fast & Furious disebut telah mengakumulasi keuntungan hingga 72 triliun rupiah atau setara dengan US$5,1 miliar. Keuntungan ini dikumpulkan selama rentang 19 tahun.Â
Dalam periode yang seumur anak abege ini, seri ke-7 adalah seri yang paling laris. Mengutip Tempo, Furious 7 (2015) sejauh ini masih menjadi film terlaris yang pernah diproduksi selama sekuel film franchise Fast & Furious ada. Disutradarai oleh James Wan, film ini berhasil mencapai keuntungan fantastis yang mencapai Rp 20 triliun. Pendapatan tersebut ditaksir bernilai 10 kali lipat dari biaya produksi filmnya.
Lantas, bagaimana dengan Fast X, yang merupakan seri ke-10 dan sementara tayang di bioskop dalam negeri?
Perkaranya adalah film Fast X dikabarkan telah menghabiskan biaya produksi mencapai 340 juta dolar AS atau setara Rp 5,05 triliun. Paling mahal dari 9 film sebelumnya.
Situs berita Inews mengatakan bahwa biaya sebesar itu digunakan untuk membayar sederet nama tenar yang terlibat, alih-alih membayar mobil-mobil keren yang digunakan.Â
Di Fast X yang disutradarai seorang Perancis, Louis Leterrier, formasi lama yang menjadi identitas utama serupa Vin Diesel, Michelle Rodriguez, Tyrese Gibson, Chris "Ludacris" Bridges, Nathalie Emmanuel, Jordana Brewster, hingga Sung Kang masihlah menjadi poros.Â
Ditambah dengan kehadiran Jason Statham, Helen Mirren serta Charlize Theron. Kemudian kini ditambah lagi Scott Eastwood, Daniela Melchior, Alan Ritchson, Rita Moreno. Serta dua nama top, Brie Larson dan Jason Momoa. Tentu saja deretan ini bukanlah nama-nama yang murah.Â
Karena itu, Fast X ditantang untuk mencapai target keuntungan sebesar USD 1 miliar atau mencapai Rp14,8 triliun agar tidak merugi. Situs Sindonews menambahkan jika target tersebut dinilai realistis. Pasalnya dalam tiga hari pemutaran saja film tersebut sudah meraup keuntungan sebesar USD 67 juta atau sekitar Rp996,6 miliar.
Padahal film ini dinilai buruk oleh kritikus. Di situs Internet Movie Database, ratingnya 6,4/10. Tapi, kita tahu, apa yang dinilai buruk tidak selalu berkorelasi dengan daya larisnya. Apalagi franchise yang satu ini telah memproduksi dirinya lebih dari dua dekade.Â
Pendek kata, ia memiliki basis penggemar yang tidak melulu sibuk dengan parameter para kritikus.Â