Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Argentina Mati Gaya, Salahnya di Mana?

22 November 2022   21:03 Diperbarui: 23 November 2022   11:04 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Taktiknya yang sukses meredam dan mengunci eksplosifitas "La Albiceleste" bisa menjadi pembelajaran bagi yang lain.

Masalahnya, di grup C, Mexico dan Polandia bukan kompetitor yang mudah. Dalam perjumpaannya dengan Argentina, Mexico memang medioker dengan 15 kali kekalahan. Tapi tim ini selalu ulet dan pantang menyerah. 

Dan Arab Saudi sudah menunjukan caranya, mengapa mereka tidak bisa?

Sedang Polandia bukan tim dari Eropa yang mudah juga disingkirkan. Di ajang UEFA Nations League A, Robert Lewandowski, dkk ini memang masih kelas bawang. Mereka tidak cukup kuat menghadapi Belgia dan Belanda. 

Sebelum Piala Dunia, mereka berujicoba melawan Chile dan menang tipis 1:0. Tapi, sekali lagi, Arab Saudi dengan nama-nama yang asing sudah menunjukan bagaimana caranya, mengapa mereka tidak?

Di titik inilah, nasib Argentina yang sering terseok-seok di penyisihan grup di setiap Piala Dunia bisa lebih mengenaskan. Mereka bukan tidak mungkin dipulangan lebih awal sehingga menyempurnakan kejutan yang sudah dirintis Herve Renard. 

Satu-satunya saran buat Scaloni, ketika melawan Mexico, mainkan bek mungil Martinez sejak awal. Martinez adalah petarung yang gesit dan berani. Ia juga memiliki kemampuan mem-build up serangan, ketimbang Romero yang mutar-mutar.

Paredes sebaiknya dicadangkan saja. Terlalu doyan men-delay bola. Paredes juga tidak bisa bertahan sebaik Mascherano dulu. Enzo Fernandes mungkin bisa diberika kesempatan pertama sebagai DMC. Karena itu, De Paul seharusnya bisa lebih maksimal berperan kreator yang berciri box-to-box. 

Sedangkan Papu Gomez mungkin diperintahkan lebih banyak beroperasi melebar ke kiri. Kalau masih banyak bergerak ke tengah dan menumpuk jalur dengan Martinez, fungsinya mungkin digantikan saja dengan Julian Alvarez yang baru 22 tahun itu. 

Sedangkan Messi, biarkan saja dirinya bebas bergerak ke seluruh lapangan. 

Ketika bersua Saudi barusan, ruang geraknya seperti tertutup Di Maria yang dalam speed-nya tidak sekencang sebelum datang ke Juventus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun