Maka, cobalah berpikir krisis tiga musim ini dari posisi pemuja Milan, Inter, dan Napoli.
Mereka tetap bertahan dengan muka-muka lama. Pioli, Inzaghi, dan Spaletti. Muka lama yang belum sementereng Allegri sebagai kampiun Serie A. Apalagi mendekati Jose Mourinho yang barusan membuat tatto bergambar piala-piala yang pernah diraihnya.Â
Tapi mereka adalah bagian dari perkembangan sepak bola yang atraktif, menyerang dan menghibur. Mereka adalah cerita yang melengkapi perubahan Italia di masa Mancini; Italia masa pandemi. Mancini dengan Gli Azzurri yang asik ketika juara piala Eropa 2020.
Pioli, Izaghi, dan Spaletti adalah arus yang menggerakan perubahan.
Sedang di Juventus, dengan nama-nama top dan beberapa figur kunci yang cedera, kita masih melihat konservatisme yang makin kental saja.
Orang-orang akan bilang skuad ini timpang, nama-nama seperti Chiesa dan Pogba belum lagi bermain. Kita belum lagi melihat Juventus yang tampil utuh. Berikan kesempatan.
Tapi, perkara cedera atau perlunya waktu untuk adaptasi milik semua klub. Dan melampaui semua itu, ada sistem yang bekerja untuk menyatukan semua itu kedalam stabilitas, konsistensi, dan arah yang meyakinkan.Â
Jurgen Klopp di Liverpool juga sedang dalam masalah sesudah Mane pergi diganti Nunez. Proyek Klopp bahkan disandingkan dengan siklus kutukan 7 tahun. Konon, sesudah 7 tahun, Gegenpressing mulai kehabisan nafas, seperti riwayat yang pernah terjadi di Mainz dan Dortmund.Â
Manchester United bahkan tampil lebih buruk sebelumnya. Sang kapten, Harry Maguire berkali-kali menjadi subyek olok-olokan warganet. Tapi sang pendatang baru, Erik ten Hag mulai menunjukan kualifikasinya. Bahwa dirinya adalah bagian dari solusi.Â
Setidaknya dengan empat kemenangan sesudah dua awal musim dari Brighton dan Brentford. MU kembali kompetitif di kancah domestik.Â
Atau Xavi Hernandez di Barcelona. Sesudah semusim yang adaptif dan terpuruk di hadapan keperkasaan Real Madrid, Dembele,dkk memulai musim ini dengan hasil yang baik. Mereka berada di peringkat dua, dengan empat kali kemenangan, sekali seri. Lebih dari itu, Barcelona yang bermain indah kembali terjaga.