Saya akhirnya selesai sesudah tahun-tahun yang panjang di Sam Ratulangi. Sebagai angkatan terakhir yang masih membayar SPP senilai seratus ribu rupiah.
***
Dari drama seorang calon mahasiswa yang berangkat dengan kapal Umsini, mengalami kehilangan di malam pertama pelayaran, hidup dengan kiriman tiga ratus ribu setiap bulan.Â
Membayar SPP hanya seratus ribu rupiah lebih sedikit di universitas yang menyandang nama besar futurolog Sam Ratulangi, bayangkanlah kehidupan mahasiswa di kampus yang lebih kecil di sudut-sudut Indonesia yang jauh dan serba terbatas. Bayangkan juga bagaimana nasib mereka seperti kawan Papua atau yang lebih mengenaskan dari itu bisa bertahan.
Pun sesudah keluar dari lingkungan belajar yang makin mahal, kamu juga tidak serta merta bisa mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkan; maka investasi seperti apa yang dimengerti dari menyekolahkan generasi, dari kehadiran negara, dari semua cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa?
Maka kalau kamu diingatkan biaya kuliah mahal. Sadari saja jika menjalani hidup sebagai mahasiswa (perantau) walau hanya di seberang pulau, kamu dituntut menyiapkan diri yang lebih besar dari biaya hidup yang mahal dan nasib yang kere.
Kamu sedang ditantang tetap waras sebagai warga negara. Hehe! Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H