***
Postmemori
Dari kenangan akan Asterix, kita terus diingatkan jika perpustakaan daerah telah memfasilitasi perjumpaan anak-anak di pinggiran dengan komik legendaris. Pengalaman yang mungkin tidak dimiliki semua anak di semua kota.
Arti pentingnya ini adalah karena menyediakan ruang dan kesempatan mengembangkan imajinasi ke tempat-tempat yang jauh atau masa lalu yang telah dilupakan. Layaknya cara bekerja mesin waktu.
Jika kita mengkhawatirkan perkembangan dari kota-kota yang tumbuh dalam aturan main yang makin konsumeristik. Lansekapnya dijejali oleh mimpi-mimpi akan perburuan kenikmatan. Â
Saat bersamaan, dunia sosial media mengajak kebanyakan warga kota untuk terus merayakan narsisme kolektif setiap hari. Anak-anak tumbuh bersama game (kekerasan) dan youtube yang memenjara imajinasi kedalam rekayasa audiovisual.Â
Kata, tokoh dan pelukisan cerita dalam buku-buku seperti milik mereka yang sepuh, pensiunan dan kelebihan waktu luang. Belum lagi keberadaannya yang mahal dan ketersediaannya yang terbatas di kota-kota yang jauh dari pusat kontrol pertumbuhan.Â
Bukankah perpustakaan daerah semakin vital adanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H