Dari sini juga, dari perjumpaan yang melulu kalah ini, kita bisa menduga bahwa Allegri memang tidak belajar dari rentetan hasil buruk sebelumnya. Di laga yang menjadi satu-satunya kesempatan Juventus meraih trofi justru menularkan kepanikannya.
Senioritas dan pengalaman Allegri di hadapan Simone Inzaghi ternyata tidak lebih dari kebuntuan yang berulang.Â
Di sosial media, Allegri segera dinilai lebih buruk dari pelatih kemarin sore, Andrea Pirlo. Pirlo dengan skuad yang nyaris sama berhasil mengumpulkan dua trofi dan lolos ke zona Champions.Â
Sedang eks-pelatih Milan yang matang berkarat di Serie A dan kampiun beruntun dari 4 musim hanyalah mantan dari masa lalu yang kehilangan kapasitasnya.Â
Pertanyaannya, proyek masa depan apa yang mesti dipercayakan kepada bapak ini? Konservatisme jenis apa lagi yang ingin diteruskan oleh Tuan Allegri?Â
Bingung saya.Â
Satu-satunya yang terang benderang menjengkelkan adalah pendekatan Allegri di sepanjang musim ini hanyalah melahirkan Juventus dengan keberterimaan akan sakitnya menjadi medioker. Yang puncaknya disempurnakan subuh tadi.
Makanya santai saja bos! Sudah biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H