Sekali waktu, di tahun 2015 pada 23 Desember, saya menulis satu artikel yang menceritakan kekaguman terhadap Jati Kumoro. Artikel yang picu oleh artikel mas Jati yang berjudul Bapakku, Geertz dan Aku. Artikel saya itu berjudul Jati Kumoro di Mata Saya.
Artikel saya dan mas Jati itu diikat oleh sosok bernama Clifford Geertz, seorang antropolog sekaligus Indonesianis.Â
Saya menggunakan kesaksian mas Jati yang diminta ayahnya mengumpulkan karya-karya sang antropolog sebagai latar dari cerita saya bertemu dengan karya-karya antropolog yang wafat 30 Oktober 2006. Tapi perasaan dekat ini tidak berhenti di sini.
Namun, barangkali poin paling pokok di artikel tersebut adalah kesan saya bahwa:
 Jati Kumoro agak berbeda, warna sosio-kulturalnya makin nendang dengan pelukisan sejarah, khususnya narasi kerajaan, Wayang dan Keris selain humor-humornya yang bermateri seksualitas manusia.
Di lapak mas Jati, saya kira kita bisa membaca artikel sejarah, cerita pewangan, horor, dan humor-humor yang membuatnya dilantik sebagai "King of Habul (KoH)" oleh pakde Ahmad Jayakardi lalu diaminkan oleh sesama K'ers. Satu-satunya yang berhak mendapat penghormatan ini hingga akhir nanti.Â
Saya (terpaksa) harus balik ke artikel yang sudah berumur 7 tahun itu. Demi mengenang lagi kesan-kesan saya dan beberapa K'ers yang muncul di laman komentar. Mari kita lihat kembali apa karakteristik mas Jati Kumoro di tulisan-tulisannya. Yang membuat kita akan selalu rindu tulisan-tulisannya.
Pertama, satu ciri yang sangat kuat dari mas Jati adalah humor-humornya yang sesekali menyerempat habul atau horor-horornya acapkali menciptakan keramaian kecil. Orang yang datang dan bertukar komentar selalu berderet-deret, seperti antrian mudik.Â
Tapi humornya yang nyerempet habul tidak dikerjakan dengan sembarang. Seperti komentar bang Boyke Abdillah di lapak saya ketika menulis satu kekaguman singkat pada artikel yang berjudul Jati Kumoro di Mata Saya.
Katanya begini: Mas Aji, Jati Kumoro menurut saya juga seorang K'ner yang unik. Salah satu artikelnya yang saya sukai adalah tentang bagaimana ia membuat artikel humor habul. Menurut saya artikel habul karya dia memang unik, lebih berkelas karena memang kalau tak pandai-pandai bisa jatuh pada kategori porno. Seperti orang yang meniti di tepi jurang, kalau tak hati-hati akan terjerembab. Di situ saya sudah tahu kalau ia memang beda. Pantas mendapat gelar King of Habul. Yang hebatnya, dia tidak marah atau protes sama admin karena tulisannya tak satupun diganjar HL, HLt pun jarang.Â
Sebab itu juga, rasa-rasanya, mas Jati mampu menciptakan kantung "pembacanya yang ideologis". Jati Kumoro seperti memiliki fans club yang terikat karena cerita yang tidak selalu baru namun sukses mengumpulkan keramaian.Â