Pendek kata, situasinya berbalik dalam dua konteks.Â
Pertama, jika di kasta tertinggi pertarungan juara Eropa, Bayern Munchen justru dibikin mati gaya di hadapan Vallareal (sebab itu kamu harus percaya nubuat barangsiapa menyingkirkan Juventus, maka ia layak melaju hingga, sekurangnya, Semifinal!).Â
Jangan lupakan fakta bahwa Villareal dilatih sosok yang langganan juara liga Eropa, Unai Emery.
Kedua, di kasta lapis dua, Barcelonalah yang mati gaya di hadapan kolektivitas yang rapi dengan serangan balik cepat lagi efektif. Seperti yang tersirat dari statistik whoscored, Barca dominan hingga 74% dalam penguasaan bola.Â
Dembele, dkk juga melepas 683 operan berbanding 232 atau 3 kali lipatnya. Tapi dari operan sebanyak itu, hanya ada 6 operan kunci. Sedang Eintracht Frankfurt menciptakan 12 operan kunci. Korelasi dengan ini, Barca hanya punya 4 shots on target, sedang Frankfurt mengumpulkan 7 kali. Â
Statistik post-match yang rasanya cukup mewakili karena jika melihatnya di layar kaca, Dembele, dkk memang seperti mengalami jalan buntu. Filip Kostic dan Rafael Borre tampil lebih menyengat dibanding manuver Dembele, Aubameyang, Torres hingga Depay, Traore atau Luke de Jong.Â
Barca kali ini miskin kreativitas. Serangannya monoton- terlihat terlalu bertumpu pada Dembele (?)--dan kekurangan gebrakan dari tengah. Operan-operan pendek yang menyusuri celah pertahanan yang rapat khas Barca tak terlihat.Â
Sergio Busquets sebagai komandan di lini tengah gagal memimpin pembongkaran benteng Frankfurt yang mengusung formasi 3-4-2-1. Â Lebih dari itu, tim tamu datang dengan kolektivitas yang lebih solid.Â
Walau di liga mereka berada di posisi 9, cara Filip Kostic, dkk subuh barusan dalam menetralisir Barcelona adalah salah satu pertunjukan yang cakep. Oliver Glasner berhasil mentransfer energi dari cerita sukses Villareal. Ia berhasil membuktikan kata-katanya. Â
Ternyata, di luar hasil buruk, tersingkir sebagai unggulan paling difavoritkan di rumah sendiri ternyata bukan satu-satunya duka Barcelona. Ada duka tambahan yang sifatnya "non-taktikal" namun berbahaya dalam kerangka mental.
Duka itu adalah manakala Camp Nou berubah putih oleh kehadiran pendukung Eintracht Frankfurt. Sebagaimana dilansir Kompas.com, mereka seharusnya cuma mendapatkan kapasitas sebanyak 5.000 tiket. Namun, sebagaimana terlihat dari layar kaca, sejumlah laporan (juga) menyebutkan bahwa ada 30.000 fans Eintracht Frankfurt yang memadati stadion milik Barcelona.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!