Lantas, bagaimana dengan tampilan Alfred Dreyfus yang diperankan Louis Garrel?Â
Sang kapten tak banyak muncul di sini. Ia hanya ditampilkan sebagai korban dari keputusan militer yang bercampurbaur dengan sentimen antisemitisme kala itu. Wajahnya yang tirus ditemani kaca mata minus menampilkan kesan seorang yang serius dan pekerja keras, kalau bukan terlalu lurus.
Selain menampilkan siapa Picquart yang teliti dan kharismatik atau Dreyfus yang serius dan cenderung kaku itu, pelukisan lain yang menghadirkan suasana zaman itu adalah pengadilan militer yang lebih mirip ruang debat. Ada adu argumentasi yang hilir mudik di sana, laksana pasar namun tanpa kekacauan fisik.Â
Suasana dalam ruang sidang menggambarkan bagaimana kebenaran diperiksa melalui proses hukum dan berhadapan dengan otoritas yang memaksa pemeriksaan kembali kasus Dreyfus tak boleh terjadi. Otoritas seperti ini berlindung di balik status keamanan negara, terlebih di masa perang.Â
Padahal sesungguhnya sedang melindungi segelintir orang yang ingin menegakkan otoritas militer lebih tinggi dari kedaulatan sipil. Saat yang sama, sedang menyembunyikan sentimen antisemitisme.Â
Ada satu adegan dimana Picquart diperiksa tiga petinggi militer. Ia dipaksa mengakui sangkaan telah bekerja pada serikat Yahudi demi mengambinghitamkan Esterhazy. Picquart menolak takluk. Memilih aksi indisipliner.
J'Accuse serasa mengingatkan dalam perselingkuhan yang berjudul demi keamanan negara, publik mudah digeret agar percaya bahwa ada bahaya besar sedang mengancam kita dalam dalam. Setali tiga uang, publik alias massa juga gemar dengan kecenderungan untuk segera bersatupadu menghadapi bahkan membenarkan segala cara ketika mengamini musuh dalam definisi negara, militer atau demi keamanan nasional.Â
Kita terus teringat refleksi Elias Canetti, seorang peraih nobel Sastra kelahiran Bulgaria. Jika saya tak salah paham, Canetti mengingatkan jika massa terbentuk dari perjumpaan dengan sesuatu yang tidak dikenalinya. Dengan kata lain, massa adalah kerumunan yang bersatu untuk mengurangi ketakutan. Skandal Alfred Dreyfus kiranya lahir dalam suasana yang seperti ini.
Berikutnya, kita dibawa kepada pembentukan aliansi kecil yang mendukung kerja Picquart. Sebagai kepala unit intelijen, ia tengah dilucuti pengaruhnya.Â
Sikap keras kepalanya menentang peringatan tidak melanjutkan investigasi menuai arus balik hukuman dari petinggi. Boleh di kata, di Picquart tengah berhadapan dengan jalan buntu buatan para petinggi.Â