Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Sebelas Desember

28 Desember 2020   21:54 Diperbarui: 28 Desember 2020   22:10 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempua dan Lampu Kota | Sumber: favim.com

***

Sepasang tangan, pucat dan dingin mencengkram leherku. Ia menatapku lurus-lurus, mata yang marah dan dendam. Kepalanya tak lagi menyala. Hanya ada amis darah yang terus mengalir seperti mata air. Lidahku kaku, kata-kata tercekat di kerongkongan. Kengerian terhebat mengisi dadaku.

"Kamu hanya bisa mengabadikan pembantaian!" 

Aku tak tahu mesti membalas apa. Tangan itu makin erat mencekik batang leherku. Nafasku kini tinggal satu-satu. Aku biadab yang layak. Mengabadikan kematian di tengah kekacauan. 

"Kamu mati saja! Hidup juga cuma bisa bercerita tanpa pernah berani membela." Katanya dingin dan tidak ingin berbicara lagi. Nafasku makin jauh dari hidung. Tubuhku terbang dengan biji mata terbelalak. Aku melihat tubuhku yang kaku di ranjang sebuah rumah sakit.

Perempuan itu kemudian pergi dari jendela. Kembali di bawah lampu pekuburan tua. Kepalanya menyala dan berwarna resah. Serasa musim gugur yang sedang bersemi di sekujur tubuhnya. 

"Negara sudah tua tapi politisinya bebal dan mengerikan."

Aku berlutut di belakang. Dengan kamera tua, menunggu roman dipenuhi kata-kata. Tidak ada lagi dendam di antara kita. Sepasang gentayangan di bulan Desember.

Mataku selamanya akan terbelalak. Sesungguhnya aku menolak dilupakan sejarah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun