Sesudah ditahan imbang anak asuh Pippo Inzaghi, Luciano Moggi sampai berani bilang "Kehadiran Ronaldo memang sangat penting bagi tim mana pun yang diperkuatnya. Namun di tengah absensinya, jika Anda tidak mampu mengalahkan tim-tim seperti Crotone atau Benevento, itu artinya ada masalah di sana."
Lebih mendasar lagi, si mantan bos itu bilang, Juventusnya Pirlo belum punya identitas taktik. Mulut mantan memang selalu pedas. Padahal ia hidup di masa lalu. Bhahaha.
Demikin juga di fase grup Champions. Kemenangan atas Dinamo Kiev dan klub yang satu lagi itu tidak lebih dari pada pertarungan Goliath versus dirinya sendiri. Juventus menang karena lawannya memang dihadirkan melengkapi kekalahan saja.
Apalagi ketika diberi kekalahan perdana musim ini di kendang sendiri oleh Messi, dkk. Juventus ala Pirlo mudah dicap hanya diuntungkan oleh hasil drawing. Lagi-lagi urusannya Dewi Fortuna!
Orang tidak mau pusing jika Juventus ketemu Barca selalu merupakan pertarungan yang sulit. Tidak mau menerima sejarah jika pertemuan keduanya ditandai saling tukar-menukar kekalahan. Tentu saja dengan fakta sejarah tak terbantahkan bahwasanya Barcelona lebih superior di Champions League.
Barcelona bukan the untouchable-bagi Juventus. Sebaliknya, tiqui taca bukanlah krypton bagi Super Buffon--yang bikin Messi di dini hari tadi terpaksa sering menghela nafas. Kayaknya dua kalimat ini intensinya sama saja ya?
Langsung ke topik: jika kita melihat statistik pertandingan kedua tim, penguasaan bola yang jomplang dalam sejarah pertemuan keduanya sejak Barcelona dilahirkan kembali oleh Frank Riijkard dan penerusnya memang masih terjadi.
Barca tetap dominan dengan prosentase 59,1:40,9 %. Artinya Juve masih berusaha memberi imbangan dalam mengontrol permainan. Tidak total parkir bus karena memang datang untuk menang. Ya, setidaknya permainan tidak bergerak di level 60:30, hehehe.
Demikian dengan produksi akurasi umpan. Barca di level 91% kesuksesan, sedangkan Juventus di 84% sukses. Beda-beda tipis, lah. Kejomplangan paling menganga adalah dalam kemampuan melepas tembakan ke gawang. Barca menembus angka 19, sedangkan Juventus hanya 9 kali.
Angka-angka yang dirangkum Who Scored di atas itu menegaskan jika Barca masihlah tim yang menyerang dan Juventus, seperti yang sudah-sudah, bermain lebih efektif dan cukup solid dalam bertahan. Terutama peragaan bertahan jatuh-bangun turun-naik yang ditunjukan Alex Sandro. Wajar saja jika laki-laki berkebangsaan Brazil ini meraih Man of the Match.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!