Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Suatu Hari di Tampelas

5 Desember 2020   08:58 Diperbarui: 5 Desember 2020   18:24 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai Bengkui, biru dan mulai jauh dari riuh | Dokumentasi Pribadi.

Danau Burung di bawah gugusan awam | Dokumentasi Pribadi.
Danau Burung di bawah gugusan awam | Dokumentasi Pribadi.

Kamu mungkin perlu ke sini untuk menduga-duga seberapa ringkih hidupmu di hadapan putaran musim dan hasrat bertahan hidup, heuheuheu.

Terakhir, kita akan mengunjungi kolam Biku. Posisinya berada di sebelah utara (hulu) desa Tampelas dan berdekatan dengan desa Telaga. Di sini, kebanyakan nelayan yang berasal dari Telaga datang untuk mencari ikan.

Sejarah Kolam Biku, dari ingatan kolektif warga, adalah rute tua dari jalur pelayaran di DAS Katingan. Karena tertutup oleh perkembangan vegetasinyanya, rute ini kemudian ditinggalkan. Sehingga, ketika saya masuk ke dalam, Biku terlihat seperti dunia lama yang sedang memulihkan dirinya. Kolam yang mengawetkan keheningan ini memang tak luput dari peristiwa kebakaran.

Saya kira, Biku yang mulai menutup dirinya itu sedang ingin merapikan masa lalu kedalam keheningan air dan tutupan hutan yang tersisa.

Kalau kamu ke sini, mungkin perlu bertanya, seberapa sibuk telah membuatmu gemetar di depan keheningan? Duh.

Kolam Biku yang mulai menutup dirinya |Dokumentasi Pribadi.
Kolam Biku yang mulai menutup dirinya |Dokumentasi Pribadi.
Segini dulu cerita jalan-jalan ke anak-anak sungai di sekitar Tampelas. Sebuah desa kecil pinggiran sungai dengan jejak kenangan zaman kayu yang sedang dilupakan pelan-pelan. Semoga pikiranmu turut terjelajahkan juga.

Tabik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun