Kedua, di area midfielder. Pilihan menduetkan Arthur-Rabiot sejak awal terlihat membuat lini tengah Juventus bermain lebih ke dalam. Maksud saya, bermain lebih menjaga keseimbangan.Â
Arthur dan Rabiot juga memainkan operan-operan yang merawat kebosanan belaka: ke belakang lagi, ke belakang lagi. Lamban pula.
Pendek kata, agresivitas di tengah dikurangi. Porsinya diserahkan pada pergerakan dari sayap. Kepada Yang Mulia Lord Bernardeschi dan Lord Cuadrado, yang diamanahkan sebagai kapten. Ketahuilah jika mereka berdua mendapat rating 8 oleh Whoscored.
Bernardeschi yang baru saja bikin gol bersama tim nasional tampil lumayan mobile walau kebiasaan mengembalikan lagi bolanya ke belakang masih dilakukan. Mobilitas itu termasuk membantu Danilo menutup sisi kiri dari serangan. Dia juga memberi assist untuk Morata yang sepakannya melambung.
Sedang pria Kolombia tak tergantikan siapapun yang melatih Juventus sejak era Conte itu memang tidak terlalu menonjol di sisi kanan permainan subuh tadi. Sekurang-kurangnya, ia membuat sisi kanan lebih aman dari gempuran. Joao Pedro mati gaya dan Demiral lebih bisa berhati-hati melepas tekel tiada perlu.
Terakhir, dan yang dinanti-nantikan oleh saya sendiri, tak lain dan tak salah lagi, adalah kembalinya bakat keren de Ligt. Kembali menjadi starter bersamaan dengan cederanya calon pensiunan: Bonucci dan Chiellini.
Comeback-nya de Ligt kali ini tanpa blunder, peristiwa yang akrab dengan dirinya di awal-awal berseragam "Kekasihnya Italia" (yang kini tidak lagi dominan mengirim pasukan memperkuat Gli Azzurri).Â
Kembalinya anak muda Belanda bersama Demiral yang gak suka basa-basi menebas lawan membuat ancaman ke gawang Buffon hanya tiba di salah sasaran.
Duet pemain belakang yang lahir sesudah Buffon melakukan debut ini berhasil menciptakan atmosfir yang tenang di belakang. Tentu saja, ini juga karena kontribusi Danilo yang sesekali naik jauh ke pertahanan Cagliari dan selalu ingat kembali.
Tiga aspek ini: produktivitas duet Rona-Ta, keseimbangan taktis Arthur-Rabiot dan benteng tenang Demiral-de Ligt subuh tapi menampilkan Juventus yang tidak lagi kelabakan di lini tengah.Â
Situasi yang kerap kali tercipta manakala menghadapi serangan balik cepat atau serangan dari segala penjuru. Misalnya ketika menghadapi cara menyerang AS Roma dan Lazio, dua tim yang memaksakan hasil imbang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!