ketakutan tumbuh lebih cepat
sedang keberanian tersekat di rongga dada,
danau kering tumbuh di kolam mata
ringkih dan kerontang. kamu beri api seperti kota-kota celaka.
ketiadaan terbang jadi udara. berpendar dia kemana-mana
kemalangan lahir berkali-kali, aku terbangun di setiap tangisnya.
hidupku tinggal sebatang jingah
terluka, merah dan ingin melukai yang tak lagi ada
(Mendawai/1020)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!