Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Enter The Fat Dragon", Komedi Hambar Polisi Tambun

16 Februari 2020   09:49 Diperbarui: 16 Februari 2020   09:47 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film--dailymotion.com

Soal dramatisasi via efek visual ini juga tampak buruk di bagian terakhir. Yakni ketika Fallon Zhu berkelahi di atas Tokyo Tower. Adegan baku pukulnya tetap khas seorang Donnie Yen tapi saya kesulitan merasakan ketegangan di atas ketinggian. Bahkan ketika Chloe, sang kekasih juga ada di sana.  

Saya kira, mengatakan sinematografinya jelek adalah kesimpulan yang niscaya. Dan ini diperkuat alur/plot cerita yang lemah. 

Keburukan Keempat. Jika dengan melihat Sammo Hung maka kita akan kagum dengan ahli berkelahi bertubuh tambun, bahkan ketika ia bermain sebagai antagonis, maka pada Fallon Zhu alias Donnie Yen, kita malah menjumpai jagoan tambun yang dipaksa-paksa ada. 

Ini bukan semata-mata Donnie Yen ditampilkan secara kurang alamiah dalam tubuh tambun. Ketambunan yang gak nyambung. 

Namun juga, dalam tubuh seperti itu, ia masih saja ahli melompat kemana-mana, cekatan menghindari pukulan dan susah digebuk dalam keroyokan. Keberadaan Po dalam kungfu Panda bahkan masih lebih bisa diterima. Ia terlalu Jackie Chan ketimbang sosok aslinya. 

Demikian kesimpulan sok tahu saya--sejenis fans yang selalu menunggu level terbaik dari idolanya, heuheuhue. 

Lalu, tidak adakah satu saja kebaikan dari film yang merupakan parodi dari Bruce Lee ini?

Satu-satunya kebaikan itu adalah karena saya menyaksikan film ini seorang diri di dalam ruang dingin bioskop. Mbak yang menyerahkan tiket sampai harus bertanya, "Gak apa-apa ya Mas, nonton sendirian."

Laaah, Mbaknya sudah tahu begitu bukannya menemani. Duh.

Kesendirian ini membuat saya merasakan jika berhadapan dengan film komedi adalah sejenis petualangan yang rumit. Rumit dikarenakan saya harus benar-benar merasa lucu untuk tertawa. Tidak ada pemicu lain, misalnya dari ketawa penonton di dalam ruang yang sama. Ini mungkin bisa diartikan jika sebuah film komedi yang berhasil harus menyedot saya ke dalamnya. Tidak pakai tanggung-tanggung. 

Sedang saya merasa, film berkelahi bercampur komedi yang bikin spontan terbahak-bahak bukanlah jenis yang mudah dilakoni. Mungkin hanya Jackie Chan yang boleh. Sementara untuk Donnie Yen, mungkin sebaiknya bermain drama romantis saja. Tanpa ada pukul-pukulan atau tentang dunia dalam perebutan orang baik dengan orang jahat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun