Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

[Golden Globe Awards ke-77] Yang Luput dari Kemenangan Brad Pitt di Kepala Saya

7 Januari 2020   12:00 Diperbarui: 8 Januari 2020   10:00 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brad Pitt dan trofi Golden Globe Awards 2020| Sumber: Kevin Winter/Getty Images

Dalam tafsir terhadap ide dasar (yang subyektif ini), Joker memang berhasil mencerminkan individu tragis yang kegilaannya tidak berakar semata pada dirinya sendiri (patologi individual). Joker alias Arthur Fleck yang membunuh ibu kandungnya adalah juga potret dari Gotham yang krisis. 

Atau dalam bahasa saya pada tulisan di atas:

Boleh katakan Joker adalah korban yang muak dari masyarakat yang sakit dan berbalik arah menjadi bahaya tak terkendali. Joker adalah Arthur Fleck yang telah berjuang untuk hal-hal terbaik yang bisa dimilikinya (ibu dan mimpi sebagai komedian tenar). Tapi yang ia dapatkan hanyalah penghinaan dan kekalahan, selain kemalangan bersama rasa sakit.

Dengan kata lain, Joker merefleksikan diskursus dalam filsafat ataupun kritik teori sosial. Keberhasilan menarasikan figur sentral dalam dinamika konteks krisis seperti ini jugalah, dalam hemat saya, yang membuat Joker-nya Heath Ledger begitu mentereng. 

Bedanya, pada versi yang terakhir, Joker hadir sebagai politik anarkisme. 

Joker menjadikan kejahatannya sebagai seni merusak tatanan tanpa motif ekonomi-politik selain kerusakan itu sendiri. Karena itu juga, sejatinya yang seperti ini tidak bisa dihentikan, bahkan oleh kematian. Ketiadaan motif itulah energi dasar yang berbahaya bagi Gotham dan sang malaikat pelindungnya, Batman. 

Tapi kita tidak sedang mendiskusikan gagasan-gagasan (filsafat) politik dalam dua proyek Joker yang sukses membawa Golden Globes itu. 

Pada ajang dimana Parasite memenangkan penghargaan untuk film berbahasa asing terbaik, yang paling mengejutkan adalah kemenangan Brad Pitt. 

Duda yang baru merayakan ultah ke-56 pada 18 Desember kemarin, memenangkan Best Performance by an Actor in a Supporting Role alias Peran Pembantu Terbaik. Ini kemenangan kedua untuk kategori yang sama sesudah perannya di 12 Monkeys (1996). Atau sesudah dua dekade. 

Hal yang selintas paling menonjol dari kemenangan ini karena menyingkirkan nama-nama tenar bin kawakan. Nama-nama itu seperti Tom Hanks, Anthony Hopkins, Al Pacino, dan Joe Pesci. Alamak!

Saya bukan saja belum menyelami langsung seperti apa nama-nama tenar jaminan mutu itu bermain di film yang meloloskan mereka sebagai nominee. Sehingga, dalam standar sekena-kenanya saya, tidak bisa diceritakan sedikit perbandingan yang mungkin menjadi ukuran mengapa Brad Pitt menjadi sang pemenangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun