Dalam badannya yang kurus kerontang itu, Joker muncul sebagai jiwa yang terus menerus bergulat mengaminkan nasibnya ke dalam jalan tragedi.
Rasa sakit, kekalahan, kemalangan, dan segala yang hanya berupa nasib buruk terpancar kuat dari matanya yang nanar dan ketawanya yang ganjil. Tubuh dengan riasan badut ini betul-betul nyata di tubuh Joaquin Phoenix.Â
Saya terus ingat bagaimana dia bermain di film "Her" sebagai Theodore Twombly.Â
Film ini membicarakan intimitas suram manusia di era ketika kecerdasan artifisial menjadi teknologi kontrol yang turut campur dalam hubungan-hubungan sosial. Joaquin tampil sangat suram di sana, karakternya begitu kuat dan kegetiran yang ditebarnya begitu nyata.
Saya pernah membahasnya di Cerita "Her", Digitalisme dan Intimitas Suram Manusia.
Rasa-rasanya, Joaquin telah menyelamatkan Joker! Itulah sebabnya mengapa catatan ini mengambil judul di atas.
***