Sedang di tempat yang lain, seorang lelaki yang relatif seusia, hidup dengan kehangatan keluarga yang lengkap. Memiliki istri yang begitu lembut namun berkomitmen pada prinsip dengan keras kepala. Pun anak-anaknya, semua sedang dalam masa tumbuh tanpa ada guncangan defisit ekonomi.
Lelaki yang satu ini memiliki gairah yang menyala-nyala terhadap sains. Terutama pada kerumitah menyeluruh dari perkembangan bahasa manusia yang dilahirkan dari puak Anglo-Saxon. Â
Lantas sebuah panggilan datang dari Oxford-sebuah tempat bagi elit cerdik cendekia. Sebuah tugas sejarah telah diputuskan, lelaki ini akan ditunjuk sebagai koordinator yang menyusun kamus. Kamus yang merangkum asal-usul kata juga perkembangan terkini dari variasinya di seluruh penjuru negeri yang menggunakan bahasa Inggris.
Dan dia berpikir membuka ruang partisipasi yang seluas mungkin bagi siapapun terlibat di dalamnya. Seperti misal, menuliskan kata tertentu dengan menyebutkan sumber kutipannya terus dikirim balik. Dari sana, ia menyusun seluruh entri kata dan berharap tidak ada yang terlewati. Â
Dengan maksud lain, penelitian perihal asal-usul kata, pengertian, konteks pertama kali digunakan dan perubahan penggunaan hingga pergeseran maknanya itu dilakukan dalam satu model kolaborasi yang sebenarnya juga saat bersamaan sedang memberi peringatan akan batas-batas dari elitisme perguruan tinggi dan kaum cendekia.
Lelaki yang sedang mewujudkan proyek ambisius ini adalah Profesor James Murray. Sedang lelaki yang harus merelakan masa tuanya menjadi obyek dari pendisiplinan yang dihasilkan oleh perkawinan penjara dan sainstisme medis (= rumah sakit jiwa) di atas sana adalah Dr. William Minor.
***
Bermula dari kebutuhan akan buku.
Saat itu, William Minor meminta buku sebagai teman menyelamatkan pikiran dari serangan delusi. Secara kebetulan, pada buku pemberian opsir rumah sakit, James Murray bersama timnya telah menitipkan secarik pesan yang meminta keterlibatan warga dalam penelitian kata.
Bukan sembarang penelitian tapi juga penemuan bahkan peneguhan Bahasa Inggris dalam arti yang lebih filosofis dan politis. Inggris saat itu adalah sebuah imperium, jangan lupakan!