Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berisik Politik dan "Pasar Malam" Fiksiana

2 Januari 2019   08:19 Diperbarui: 3 Januari 2019   09:16 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan semata-karena kehadirannya yang sesekali menjadi pusat keramaian, oleh ada event oleh grup-grup penampung para fiksianer atau "aksi kolaboratif" berjilid-jilid yang sensasional, misalnya. Keramaian yang dengan caranya yang tak terduga pernah menjadi aksi tandingan terhadap keriuhan politik yang menanggung sakit jiwa sinisme politik menang sendiri. 

Maksudnya, jenis percakapan politik yang gagal membantu kita melihat dengan potensi melampaui kondisi yang berjalan. Kita hanya dibuat melihat dengan cara pandang tim sukses. Lantas bersorak-sorai untuk perseteruan yang tidak pernah dimenangkan.

Fiksiana seperti pasar malam dengan komidit putar sebagai mercusuarnya hanya dimungkinkan karena mengajak audiens terlibat pada produksi karya yang membicarakan ihwal yang tidak ditampung oleh percakapan politik, teknologi atau kehidupan wisata. 

Seperti membicarakan keseharian yang tragik atau komedikal, yang jenis bahasanya mungkin tidak lebih baik dari curhat dengan diksi yang di-rima-kan hingga kalimat-kalimat berat yang hanya dimengerti oleh kamus dan si pembuat.

Termasuk membicarakan apa-apa yang terlanjur tabu atau dibikin seperti itu. Membicarakan tema yang abnormal dalam dunia yang normal dari hubungan-hubungan (kuasa) manusia.

Atau, justru ini yang paling "radikal"!

Produksi fiksi oleh jelata tak bernama di Kompasiana justru menciptakan keramaian yang seringkali mengacuhkan yang sedang menjadi tajuk utama dimana-mana, yang dengan caranya sendiri, membuat dunia yang seolah lahir dari keantahberantahan, hidup dari poros yang tak tersambung dengan sekitarnya. 

Kau mungkin menyebut ini sebagai orang-orang dengan ketidakacuhan yang menjijikan atau "(aksi) Anti-realisme yang miskin sensitivitas pada sisi hitam kekuasaan" atau apalah itu.

Bahkan, sangat bisa jadi, yang seperti ini akan dipandang tidak lebih waras dari orang mabuk yang berbicara kepada matahari pagi 1 Januari.

Yang jelas, yang tampak di kepala saya, ini seperti keinginan menyatakan yang lain dari yang sedang diproyekan sebagai arusutama percakapan banyak orang; semacam protes yang tidak pernah dikehendaki sebagai protes. Gelembung yang sebentar, lalu pecah.  

Kegairahan berfiksi seperti itu selalu ada. Berfiksi dengan jalan nasib seperti pasar malam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun