Semuanya dimulai dengan keputusannya untuk menjadikan adik perempuannya sebagai calon istri dari anak jendral Yang. Tawaran yang diterima namun sebagai selir, bukan yang pertama.Â
Apa yang terjadi selanjutnya hanyalah kekacauan berdarah! Pergerakannya seperti berikut ini.
Komandan Yu bukan saja melatih sang bayangan agar sukses mengalahkan jendral Yang yang beringas, cepat dan memiliki tenaga besar-seperti perlambang dari unsur maskulinitas. Â
Sang bayangan harus menjadi "kontra-posisinya" Yang, yang secara sempurna dipraktikan oleh istrinya. Istri yang kemudian jatuh cinta kepada sosok bayangan (sejenis Nameless dalam Hero yang juga dibesut Zhang Yimou?)?
Saat bersamaan, dia menugaskan salah satu bawahan kepercayaannya untuk melakukan sejenis "Blitzkrieg" alias Perang Kilat. Dengan memobilisasi satuan yang bergerak cepat dan menyerang ke inti pasukan saat hari gerimis.Â
Di dalamnya, tak disangka-sangka, adik sang raja ikut serta karena merasa harga dirinya dihina. Serangan ini berhasil membunuh anak jendral Yang namun juga menumbalkan adik raja-peristiwa yang sudah diingatkan oleh ramalan dadu tempo hari.Â
Seperti apa akhir dari cerita Shadow? Akhir dari kekacauan berdarah itu?Â
Catatan Pinggir: Kekuasaan, Moral dan Perempuan
Shadow adalah film drama berlatar sejarah yang berpusat pada perebutan kekuasaan yang digerakan oleh mereka yang dipilih sebagai bayangan alias peran pengganti. Mereka yang sejatinya tidak memiliki ambisi terhadap kekuasaan tersebut.Â
Ambisi yang muncul bersamaan dengan "desakralisasi terhadap eksistensi kaisar" dalam klaim representasi kuasa langit.
Film ini memberi kita visualisasi yang artistik dan koreografi yang indah melalui nuansa yang serba hitam putih atau kelabu; semacam monokrom. Pun kostum yang digunakan. Segalanya tampil hitam putih atau kelabu.