Sebab itu juga, Juventus yang membalik trend sesudah kalah karena lalai di menit akhir saat menjamu Pogba, dkk, masih dalam hari-hari pembuktian diri. Rasa lapar akan kemenangan yang bertahun-tahun bertahan dalam pergantian skuad adalah elemen kunci yang akan terus diuji di setiap level yang meminta penampilan terbaik. Â
Kekalahan yang diderita Milan subuh barusan kembali menegaskan status medioker seperti musim sebelumnya; status yang diperparah oleh aksi protes Higuain yang kehilangan kontrol diri. Status serupa yang juga mengidap rival sekotanya, Internazionale.Â
Uang segar dari Tiongkok ternyata baru bisa merawat keduanya dari ancaman degradasi.Â
Sebagai penikmat Serie A yang membosankan dan sarat drama, saya merasa sudah kehilangan kompetisi yang pantas dalam 8 musim terakhir. Maurizio Sarri, sebelum ke dataran Britania, bahkan sampai mengatakan, Serie A akan kehilangan penggemarnya karena juaranya yang itu lagi, kamu lagi.Â
Ketakutan berlebih yang sudah diatasi dengan datangnya CR7 ke Juventus, yang bukan saja memindahkan fansnya namun juga membuat liga yang sudah bergulir sejak tahun 1929 tayang lagi di Bein TV.Â
Tidak ada lagi rasa berdebar-debar. Tidak lagi mengalami kecemasan, seperti saat melihat Kaka menggiring bola atau Ronaldo. Sama halnya, situasi jengkel saat melihat Costacurta atau Bergomi sukses menghalau gelombang serangan Delpiero dulu.Â
Yang muncul kini justru suara-suara yang memohon Juventus kebobolan duluan lantas bagaimana menjadi saksi Lo Spirito bekerja membalik keadaan. Melihat Juventus yang hidup dengan lapar kemenangan di lapangan.Â
Melihat Nyonya Tua terseok-seok adalah pemandangan yang mendekati langka di Serie A! Â Â
***
Sumber yang diacu Football Italia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H