Dan, yang paling penting, kesan pertamanya sukses membuat para fanatik rasis ini terperangah: Ron menghasilkan kesan kebencian yang total dan bengis terhadap mereka yang bukan bagian dari Ras Putih, seperti Yahudi-Amerika, Afro-Amerika, Hispanik-Amerika, dll.Seperti bahasa iklan pengharum badan, kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda.
Selebihnya, kerja investigasi mereka sukses. Kesuksesan yang disempurnakan oleh keberhasilan menggagalkan rencana peledakan bom yang mengincar kematian Patrice. Bom memang meledak namun aktivis perempuan ini selamat.
Terus, apa yang menjadi catatan dari film berbasis kejadian nyata ini-tentu dengan modifikasi sinematiknya?
Kalau Anda membutuhkan komedi satir, Spike Lee sukses menghadirkan komedi dalam beberapa adegan. Atau lebih tepatnya, olok-olok terhadap klaim ras paling unggul dari Klan yang ternyata bisa ditembus oleh teknik investigasi ala Ron dan Flip yang sederhana saja.
Kelompok fanatik selevel Klan di tahun 1970n ternyata tidak memiliki sistem pengawasan yang seharusnya ada dalam organisasi yang menjadikan  kebencian rasial dan kekerasan sebagai politik eksistensialnya. Kalau kata seorang tua di Kompasiana yang sudah mulai istirah: dongoknya sangat sulit dijumlahkan!
Atau, kecurigaan yang harus kita telusuri adalah dalam organisasi yang menghimpun tipe kesadaran fanatik dalam jumlah besar, ada ketakwaspadaan yang sama besarnya. Kelebihan percaya diri memang dekat dengan produksi ketololan.
Tapi, kalau Anda mencari sesuatu yang lebih subtil, menguras emosi kedalam ketegangan, mungkin tidak cukup. Etapi, kenapa harus ada "mungkin"? Ya, karena skala mengukurnya beda-beda.
Bagi Anda yang mungkin sedang jatuh cinta pada aktivis perempuan dan terlunta-lunta di dunia kampus, mungkin akan segera terbakar dan bertekad mulai malam ini juga akan menjadi penjaga hingga akhir waktu. Tidak masalah, siapa yang berhak menghakimi perasaanmu, Mblo?
Akan tetapi, jikalau Anda hendak mencari sudut pandang tentang pergulatan anak manusia di depan dilema dalam bentuk komedikal (baca: mengharu biru sekaligus konyol), rasanya Spike Lee kurang berhasil memunculkannya. Sekali lagi, kurang berhasil bukan tidak digarap, menurut standar ke-sok tahu-an saya.
Salah satu dilema yang muncul sejak awal dalam film adalah benturan posisional antara Patrice dengan Ron. Situasi yang melahirkan pertikaian Patrice dan Ron setelah Ron ketahuan bekerja sebagai intel kepolisian.
"Kamu pengkhianat!" maki Patrice. Tanpa tersedu, seketika berbalik ke massa aksi. Kembali berorasi.