Maka bisa dikatakan, Siberia punya potensi memberi peringatan akan sisi kosong yang diderita "Amerikanisme".
Sayang dua kali, film ini terkesan terlalu bergantung pada sosok Keanu Reeves. Ketergantungan yang membuat ide-idenya layu. Membuat tragikanya gagal!Â
Uniknya, menjelang akhir, justru muncul adegan yang sempat bikin terkejut. Yakni keputusan Lucas untuk mengakali Boris dan tidak segera pulang ke Amerika. Saya sempat mengira, sutradara akan memberi porsi bagi kemunculan seorang pahlawan. Namun bukan jenis lelaki yang bangkit dari keterpurukan seperti John Wick. Lelaki yang kembali untuk menghabisi apa saja yang merusak ketenangan hidupnya.Â
Pahlawan yang saya bayangkan adalah mereka yang menepati janjinya. Seperti janji Lucas, "Saya akan kembali dan membuat roti panggang untukmu setiap pagi, Ana."Â
Lucas ternyata berakhir mati sesudah baku tembak dengan anak buah Pavel, tangan kanan Boris. Matanya menganga. Tubuhnya kaku di tanah. Sendiri saja.Â
Lucas seperti pahlawan yang tragis. Yang mungkin tidak disadari sutradaranya sendiri.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H