Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bersua Inggris, Saya di Garis Kroasia

10 Juli 2018   14:52 Diperbarui: 12 Juli 2018   12:28 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa hanya skuad pada tahun 1996, 1998 serta 2010 yang di-flash back historisnya? 

Sebab, tim pada tiga episode ini, hemat saya adalah daftar skuad top yang pernah dilahirkan Inggris. Banyak dari mereka yang kemudian menjadi super star lapangan hijau. Salah satunya bahkan terus menjadi ikon sampai sekarang. Siapa lagi kalau bukan Beckham? 

Walau deretan nestapa kegagalan ini telah bertahan berpuluh tahun, dengan daftar super star yang silih berganti sia-sia, Inggris tetap harus diwaspadai. Mereka telah banyak berubah. Kata Davor Suker (dailymail), 

'They are hungrier for it. They have a better team than before. England have 11 warriors and have what is needed to win it. That is why they can be confident."

Tambah lagi, ini semifinal mereka sesudah 28 tahun, kawans.

Memilih di Garis Kroasia

Saya memang lebih suka membicarakan Kroasia. Lebih berpihak kepada mereka. Walau statistik head-to-head keduanya lebih dominan dimenangkan oleh Inggris. Perancis juga "inferior" di depan Argentina dalam statistik head-to-head selama delapan dasawarsa sebelum kejadian kemarin. 

Pasalnya, Kroasia kali ini adalah tim yang menyakitkan bagi dua pendukung. 

Pertama, pemuja Jerman di pildun 1998 dan kedua adalah pemuja Argentina di pildun 2018. Yang pertama dan kedua dibikin sama-sama mati gaya dengan skor besar. Lebih-lebih tim yang terakhir, yang dihuni sesosok "alien". Sisanya, ini laga semifinal.

Sebab itu, saya kira Kroasia yang sudah sukses menghentikan "sumber kreativitas" Argentina juga Denmark di babak sebelum semifinal ini akan menemukan solusi yang sama dalam meredam Harry Kane, si kandidat paling depan dalam berebut Adidas Golden Boot.

Memang, sependek hasil googling, tidak terlalu banyak kabar bisa diperoleh tentang kesiapan terakhir anak asuh Dalic ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun