Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kamu atau Tentang Sajak yang Gagal

7 Juli 2018   21:26 Diperbarui: 7 Juli 2018   21:35 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-- Caroline Massin

aku gagal menyusun sajak yang menyadarkan:
sebuah persimpangan,
ting tong ting tong lonceng di pintu rel kereta
sebuah stasiun tua  di depan pasar yang malas

di bawah sebatang pohon ketapang
dengan cerita tentang kecemasan
yang bercakap-cakap di matamu dan segala penyebab rindu

tapi sajak seperti itu--kata-katanya, maksudku--
terlanjur memenjara dirinya ke dalam kebisuan

kerna jejak kelam sebelum kita berjumpa
telah merentang dari rangkaian pelajaran
menyulam cinta dan melawan bunuh diri
kita sering berusaha berdamai dengan lukanya
kau menyebutnya: masa lalu.

tapi perdamaian yang kita mau,
tak ubahnya tembang
yang ditulis demi dibiarkan
menyanyikan liriknya
sebagai gema. trauma

kau menamainya
filsafat mengenai
"percakapan sendiri di hari tua"

aku memikirkannya
sebagai sosiologi:

mengapa Comte membuat agama
dengan perempuan sebagai
nabinya?

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun