Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sejumlah Tesis terhadap Akhir "La Furia Roja"

2 Juli 2018   11:47 Diperbarui: 10 Juli 2018   10:48 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena tidak lepas dari wilayah beroperasinya Isco, yang memulai serangan dari sebelah kiri. Hierro seperti menugaskannya sebagai "central-playmaker". Konsekuensinya, David Silva yang terbenam, bahkan hampir gak kelihatan. Situasi agak berbeda ketika Iniesta masuk. Iniesta bisa melepas satu tendangan ke gawang yang berhasil dihalau Akinfeev.

Tesis ketiga dan keempat menandakan "penguasaan bola bukan kendali permainan". Spanyol dominan tapi tidak menakutkan!

Kelima, kemandegan memang sempat berubah dengan masuknya Iniesta dan Aspas. Keduanya sedikit lebih baik dalam membuka ruang dan menginisiasi umpan satu-dua ketimbang Silva-Costa atau Asensiso-Costa. Namun, yang menjadi pertanyaan, mengapa Hierro tidak membaca adanya kebutuhan menambah daya kreasi dengan memasang Thiago, misalnya?

Maksudnya dengan kombinasi Iniesta-Thiago-Aspas sebagai subtitusi dari kemandegan Koke-Silva-Costa, Spanyol akan lebih memiliki variasi dalam mengepung Rusia. Masuknya Carvajal menggantikan Nacho, seperti yang bisa disaksikan, tidak banyak menghasilkan ancaman. Lagi pula,skuad Beruang Merah memiliki tinggi yang lebih sering menang duel udara.

Hierro khawatir dengan counter-attack Rusia? Adakah itu menjadi ancaman nyata? Tidak ada. Hierro tidak berani mengambil resiko dari agresivitas yang kreatif jika Thiago dimainkan.

It’s hard to counter, but we’re going to try. We played against Julen Lopetegui’s team and we are seeing changes under Hierro. I won’t go into specifics, but the team is playing a little differently- Stanislav Cherchesov (Pelatih Rusia)

Keenam,  apakah sepak bola negatif sedang menjadi senjata pamungkas pada Piala Dunia edisi 2018? Seperti yang dilakukan Perancis terhadap Argentina?

Saya kira, tidak juga. Argentina memang dominan menguasai bola. Tapi apakah penguasaan seperti itu berkorelasi dengan ancaman yang nyata ke gawang Hugo Lloris? Tidak banyak, kalau bukan tidak ada. Kesalahan La Albiceleste, sekali lagi, karena Sampaoli yang masih tidak tahu fungsi bermain sebagai tim bersama Messi dan tidak pernah mempelajari siapa Mbappe atau mengapa dia disebut "The New Henry".

La Furia Roja? Setali tiga uang. Mereka tidak memiliki cukup agresivitas yang kreatif demi membongkar konteiner berjejer. Padahal sedang berhadapan dengan tim yang hampir tanpa bakat menonjol. Jangankan yang bisa menjadi faktor pembeda seperti Kylian Mbappe, yang sesekali bikin ancaman saja minim. Maka, kenanglah jika gol penalti Rusia dilahirkan oleh kesialan Pique.

Poinnya, pendukung Spanyol sebaiknya bersyukur karena Rusia tidak memiliki kapasitas counter-attack ala Gli Azzurri saat dilatih Antonio Conte. Pada perhelatan Piala Eropa 2016, pasukan Vicente del Bosque dibikin frustrasi tidak karuan.

Andai mereka boleh, bakal lebih mengenaskan, klean..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun