Akan tetapi..
Jika kebahagiaan seperti ini yang melatari kita, mungkinkah kita masih tegak mengada?Â
Aku pikir, tidak. Kita akan digantikan jemuran dari besi yang mudah dilipatpindahkan. Pekarangan tanah ini mungkin juga telah berlantai semen dan kolam ikan. Kita mungkin sudah lama berakhir di pembuangan sampah. Bersama plastik, makanan busuk, dan besi-besi berkarat. Mungkin juga telah membusuk kedalam tanah.
Aku pasti tidak punya cerita. Kita tidak pernah dianggap ada.Â
Lantas, mengapa orang-orang bahagia mudah melupakan kita --sepasang tali dan tiang kayu yang menjadi jemuran? Kau ingin bertanya seperti ini, Sayang?
Aku pikir tidak begitu. Bukan bahagia atau kesedihan yang menjadi urusannya. Aku kira, kebanyakan tragedi mungkin lebih baik dipercakapkan dengan benda-benda mati. Setidaknya, tampak mati.Â
Di situlah, kita baru ada. Kau setuju?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H