Hong Kong adalah salah satu terminal kargo terbesar di dunia yang telah memainkan peran yang panjang sebagai pusat bisnis dari distribusi heroin. Sejak 1987, Hong Kong merupakan lokasi transit sebelum heroin bergerak ke Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Baru pada 1 November 2000, Amerika Serikat menghapus Hong Kong dari daftar hitam pemain utama bongkar muat obatan-obatan terlarang. (Sebagaimana dilaporkan Karen A. Joe Laidler, David Hodson dan Harold Traver:Â The Hong Kong Drug Market, A Report for UNICRI on The UNDCP Global Study in Illicit Drug Markets.2000).
Sebab itu, hemat saya, film ini adalah bagian penting dari penggal narasi sejarah perlawanan terhadap narkotika dari sudut pandang kondisi zaman dan kemunculan aktor dominan. FYI, Kowloon semasa Crippled Ho di puncak kuasa adalah kota yang dikontrol Triad dengan aktivitas utama: prostitusi, perjudian, dan penyalahgunaan obat.
Ketiga, khusus bagi penggemar berat Donnie Yen, Anda akan melihat usaha menghancurkan imejnya sebagai aktor laga yang protagonis. Terutama imej-nya sebagai IP Man, guru Bruce Lee yang legendaris itu. Aktor laga berusia 54 ini memang masih "lapar" berkarya. Untuk memerankan Crippled Ho, Yen mengaku memiliki riset sendiri dan ingin keluar dari karakter Godfather yang dibangun oleh Ray Lui (pemeran Crippled Ho pada To be Number One).Â
Dia bahkan berharap agar perannya kali ini bisa melahirkan asosiasi karakter yang berbeda paska-IP Man sebagaimana dilaporkan the Straits Times. Â
Apakah harapan ini akan terwujud? Saya sendiri melihat Donnie Yen yang memang hadir berbeda. Ekspresinya yang tenang dan bijaksana dalam IP Man berubah menjadi bengis dan meledak-ledak. Tidak terlihat jejak mastro Kung Fu yang identik dengan dirinya. Konteks cerita dan karakter tokoh jelas membuatnya melakoni karakter berbeda. Namun ini tentu tidak akan cukup untuk menghapus karakter IP Man yang dilahirkan lewat tiga sekuel (sejak 2008-2015).Â
Kecuali, barangkali, jika biografi Crippled Ho dihadirkan dalam periodisasi yang lebih detil.Â
Misalnya saja, asal-usulnya sebagai imigran dan bagaimana kultur kekerasan jalanan membentuk karakter awalnya. Atau menyoroti fase kejatuhannya dengan menyoroti kondisi-kondisi kritis dan reaksi Clipped Ho. Dengan kata lain, menggunakan sudut pandang Mario Puzo dan Ford Copolla kala menggarap Godfather hingga tiga seri. Atau justru cara berkisah hidup IP-Man dengan versi yang terbalik: hidup seorang kriminal keras kakap.
Selebihnya, nonton saja sana. Masih tayang di bioskop tuh. Ehe!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H