Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bagaimana Kehilangan Melahirkan Manglehorn

5 Oktober 2017   20:31 Diperbarui: 5 Oktober 2017   20:38 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya masih harus menemukan kunci untuk rumah di ujung jalan itu. Perempuan tua yang mulai pikun lupa meletakkan barang paling penting untuk masa tuanya. Sudah dua hari dia membuatku meragukan diriku sendiri, Nona...maaf, Anda belum lagi menyebut nama."

"Saya mohon Tuan, ini jauh lebih berharga dari hidup perempuan di ujung pikunnya itu. Please."

Apakah yang membuat wajah bundar yang seharusnya mampu bersabar tampak memaksakan dirinya sendiri jika bukan perkara hidup dan mati?

"Oke. Apa yang bisa aku lakukan, Nona..?"

"Tiara."

Tiara kemudian menceritakan sebab kecemasannya. Berkali-kali Manglehorn menatap mata hampir menyerah lalu kehilangan kemampuan memikirkan cara lain. Mata yang membuat Manglehorn menyadari bahwa hal-hal yang tampak remeh seperti tukang kunci tidak pernah benar-benar sepele.

Sumber kecemasan Tiara adalah dia lupa letak sepasang kunci dari lemari besi yang menyimpan dokumen yang menjelaskan dari mana asal-usulnya. Semacam dokumen yang menjadi bukti bahwa dirinya adalah keturunan yang sah. Karena itu memiliki hak waris.

Dalam seminggu ini, dokumen itu harus dihadirkan dalam persidangan. Tiara sendiri telah menghabiskan tiga hari mencari sendiri. Dua hari mencoba jasa seorang Gipsi dengan lampu kristal dan kartu. Gagal. Sehari lagi dengan histeris. Sehari sisanya---kini dia berharap keajaiban dari Manglehorn.

Manglehorn ingin sekali tersenyum mengenang enam hari Tiara yang kacau balau. Orang kota yang ketakutan tanpa warisan. Seolah saja hidup dimulai dengan kecukupan bahwa kita akan selalu baik-baik saja sampai kematian datang.

Membuat tiruan kunci untuk lemari besi? Hanya butuh sejam bagi Manglehorn. Sejam yang memenangkan hak waris Tiara. Yang menenangkan wajah bundar Tiara dari kecemasan akan masa tua berkekurangan. 

Tukang kunci selalu berhubungan dengan sesuatu yang privat dari hidup manusia. Sesuatu yang membuat dunia manusia menemukan kenyamanan diri atau menyembunyikan sesuatu yang hanya boleh diketahui tanpa kewajiban berbagi, ingatlah wahai Manglehorn!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun