Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kutukan "Skyline"

4 Oktober 2017   09:08 Diperbarui: 4 Oktober 2017   09:32 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalian yakin tubuh di dalam itu bukan Jeremi?"

"Bukan, Pak."

"Maksudnya, coba diingat lagi, barangkali ada tanda-tanda yang terlewati?"

"Bukan, Pak. Sudah jelas bukan Jeremi."

"Mungkin dia menggunakan sesuatu yang.."

"Sudah kami ceritakan semuanya di dalam. Itu bukan Jeremi. Kurang jelas apalagi?!"

Hardi memotong pertanyaan, menarik tangan Anton, melangkah cepat-cepat. "Pemeriksaan yang tolol," hardik Anton pelan. "Huus!"

Di depan pintu kamar mayat itu, sesosok tubuh lelaki dengan kaca mata berlensa lebar dari platik, flanel merah bersepatu coklat yang berlumuran darah, menatap punggung Anton dan Hardi dengan air mata yang tertahan.

Di sampingnya, wajah perempuan dengan darah yang membuat seluruh rok putihnya berubah merah, juga menahan air mata. Tangannya terikat rantai yang terpasang di punggung  lelaki muda.

Anton tiba-tiba merasakan dingin yang gigil di tengkuknya.

"Har, sepertinya Jeremi ada di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun