Suasana ini ternyata tak terbangun juga.Â
Walhasil, sesudah sempat tertidur beberapa detik ketika film berlangsung, saya keluar dari gedung bioskop dengan pertanyaan besar, apa yang membuat Dunkirk diulas luar biasa oleh situs CNN sebagai salah satu film epik terbaik yang sejajar dengan Saving Private Ryan dan Fury? Pada konteks pasar budaya pop, apa ciri khas dalam film tersebut sehingga boleh meraup pendapatan 1,4 trilyun hanya dalam seminggu sesudah dirilis?
Saya tidak menemukan alasan yang cukup untuk menyetujuinya.Â
Pada Dunkirk, saya dipaksa tidak melihat Nolan yang "memaksa penonton selalu harus masuk ke dalam film" seperti pada Inception, Interstellar atau, paling penting adalah trilogi Batman. Batman versi Nolan bahkan pernah menginspirasi kesintingan James Holmes (24). Holmes secara keji melakukan aksi penyerangan membabi-buta kepada warga yang sedang mengantri tiket film Batman The Dark Knight Rises di Denver, Colorado, Amerika Serikat pada Juli, 2012 silam. Holmes menyebut dirinya Joker.Â
Joker benar-benar hidup olehnya.Â
"Kegagalan Dunkirk" yang berbiaya pembuatan senilai 1 trilyun rupiah dalam menciptakan sensasi baru dari karya Nolan di subyektifitas saya sangat bisa jadi disebabkan "ambisi makroskopik" yang memberi akibat hilangnya sisi ideosinkratik: film dengan permainan kognisi dan emosi yang detil. Bukan sekedar visual yang kolosal.Â
*** Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H