Itu terakhir kali aku melihatmu. Malam perpisahan kita yang tragis.
***
“Olga, atas keberhasilanmu, kau mendapat promosi. Kau akan ditempatkan sebagai atase khusus intelijen di unit Tiongkok.”
Bos baru saja bilang begitu padaku. Tepukan sejawat ramai memenuhi ruangan. Jabat dan ucap selamat bertubi menghampiriku.
Hanya air mata yang terus mengawetkan sembab di pipiku.
Aku masih tak tahu dimana kubur misterius yang menyimpan tubuhmu. Teringat saat pertama pesonamu meremukku sebelum malam penghabisan itu.
Jatuh cinta pada ketenanganmu yang sungguh, tulus, dan mengalir apa adanya abadi sudah.
Kau meninggalkan hidup yang normal, berhenti memburu karir sebagai penerima beasiswa dari kampus ternama, demi bersama-sama menjalani derita orang-orang kecil. Kau orang yang menjaga benar prinsip berpikir dan bertindak harus sejalan.
“Aku Decky, kau?” tanyamu membuka perkenalan kita.
“Olga.”
***