Briefing operasi baru saja selesai. Minggu depan, aku harus terbang ke pinggiran Kalimantan.
Tiba di ruangan, kuperiksa berkas-berkas subyek Target Operasi. Juga memastikan identitas samaran, jadwal penerbangan, dan menghubungi contact person.
Teringat pesan tegas saat briefing barusan:
Ini tidak boleh gagal lagi!
Perkembangan kondisi terakhir sudah di level darurat. Resistensi mereka makin berani. Isu yang mereka dorong pun kini mulai ditangkap oleh spionase internasional. Ini tidak lagi sekedar menolak atau menerima investasi. Perlawanan mereka sudah membuka celah bagi perluasan asymmetric war! Kita dalam bahaya.
Kau, Olga. Hanya perlu datang dan bereskan orang ini. Sesegera mungkin!
***
Suasana tetiba hening mencekam. Udara penuh ketakberdayaan.
7 wajah cemas, 4 lelaki dan 3 perempuan, dalam berdiri sejajar dengan jemari saling mencengkeram, berdiri di belakangmu. Aku satu diantara mereka, dengan cemas yang menyala. Hanya kau yang maju dan menghadapi serbuan mendadak.
20 orang dengan senjata lengkap, wajah bercadar dan kaos hitam berompi kini berhadapan denganmu.
“Kalian semua ditangkap. Borgol mereka!”