Kau dengan ketenangan yang menghancurkan hatiku berdiri untuk menghalangi.
“Sebentar Pak. Mengapa kami harus ditangkap?”
“Kalian membahayakan keamanan negara, bajingan-bajingan pemberontak!”
“Apa yang salah jika kami memperjuangkan hak?” tanyamu. Berharap dialog dimungkinkan terjadi.
Buuuk. Pantat senapan tempur meledak di keningmu. Darah mengucur, kau limbung. Jatuh terduduk. 2 perempuan dan aku berlari memelukmu. 4 yang tersisa maju menjadi barikade.
“Kalian melawan? Sikaat!”
Bak, buk, bak, buk.
4 lelaki itu pun tumbang menyertaimu. Suasana dalam ruang kecil menjadi histeris. Teriakan dan tangis bersahutan bersama mohon dan iba.
“Tolong jangan dipukuli Pak, tolong..”
Tak ada yang berhenti. Serangan popor senapan dan tendangan lars sepatu makin kencang menghajar tubuhmu. Pelukan perempuan kami bukanlah benteng tega yang meredakan mereka.
“Angkut semua. Muat di truck!”