Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta, Ia yang Membunuhmu

30 September 2016   11:18 Diperbarui: 30 September 2016   16:05 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau dengan ketenangan yang menghancurkan hatiku berdiri untuk menghalangi.

“Sebentar Pak. Mengapa kami harus ditangkap?”

“Kalian membahayakan keamanan negara, bajingan-bajingan pemberontak!”

“Apa yang salah jika kami memperjuangkan hak?” tanyamu. Berharap dialog dimungkinkan terjadi.

Buuuk. Pantat senapan tempur meledak di keningmu. Darah mengucur, kau limbung. Jatuh terduduk. 2 perempuan dan aku berlari memelukmu. 4 yang tersisa maju menjadi barikade.

“Kalian melawan? Sikaat!”

Bak, buk, bak, buk.

4 lelaki itu pun tumbang menyertaimu. Suasana dalam ruang kecil menjadi histeris. Teriakan dan tangis bersahutan bersama mohon dan iba.

“Tolong jangan dipukuli Pak, tolong..”

Tak ada yang berhenti. Serangan popor senapan dan tendangan lars sepatu makin kencang menghajar tubuhmu. Pelukan perempuan kami bukanlah benteng tega yang meredakan mereka.

“Angkut semua. Muat di truck!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun