Angelina yang juga salah satu aktris berpengaruh produksi Hollywood makin menyempurnakan romantika cinta mereka dengan pelibatan diri dengan kegiatan amal. Adopsi mereka atas tiga anak yang bergaris darah Asia dan Afrika juga memberi pesan kuat tentang penghargaan mereka atas kemanusiaan dan multikulturalisme. Oh ya, Bradley Pitt sendiri adalah pendukung Presiden Barrack Obama.
Hingga akhirnya kabar perceraian itu berhembus pada September tahun 2016. Narasi romantika ideal ini terbaca retak.
Para pemuja Jennifer Aniston (aka Angelina Hater’s) yang dinikahinya selama 5 tahun menilai pengajuan cerai itu sebagai kutukan atau karma. Bradley memang memilih melanjutkan asmara dengan Angelina sesudah bermain bersama di salah satu filmnya yang menghasilkan banyak uang, Mr & Mrs. Smith. Salah satunya adalah Jose Mourinho, yang pernah nginap sehotel bukan sekamar, lalu ketika melihat Aniston melenggang pesonanya, spontan berkata, “Betapa bodohnya Brad Pitt!”
Dus, apakah sosok pemeran Achilles dalam Troy ini akan berakhir pesonanya?
Tentu saja harapan itu adalah igau mimpi di tengah hari terik.
Bradley, walau sejauh ini hanya bisa masuk nominator peraih Academy Award sebagai pemeran utama, ia adalah produser jempolan. Film Departed (2006) dan, khususnya, 12 Years a Slave (2013) yang diproduserinya memperoleh penghargaan Academy Award untuk kategori Best Picture. Artinya Bradley menyempurnakan citra maskulinitasnya itu dengan kinerja yang juga mumpuni dalam industry hiburan Amerika Serikat.
Ia menjaga diri dengan karya, bukan sensasi yang dangkal.
Kondisi—pantang musnah disebab perceraian---ini juga menggambarkan bahwa sekali pun perceraian sendiri, tampaknya, dalam masyarakat supra-liberal selevel Amerika, masih dipandang sebagai perkara terlarang akan tetapi sistem selera dan produksi idola sudah memapankan dirinya. Sebab itu juga, keterbelahan dalam masyarakat fans, antara yang bersedih atau bergembira, pada dasarnya hanya akan menjadi bumbu penyedap berita semata.
Dari sistem selera dan produksi idola yang sudah mapan ini, kita bisa melihat beroperasinya unit dominan nan mapan bernama Hollywood Film Industry. Sistem yang jejak pembangunannya sudah dimulai pada akhir tahun 1880-an.
Betapa Hollywood bukan saja selalu melahirkan idola-idola baru lengkap dengan ideal-idealnya, melainkan juga berhasil menyebarluaskan itu menjadi sistem selera global. Bahkan dalam tingkatan tertentu, seperti dibongkar Kellner di atas, Hollywood adalah unit penting dalam operasi pengaruh politik Amerika lewat media popular culture.
Asiknya, saat yang bersamaan juga diproduksi kritik atas superioritas Amerika.