Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Cold War II, Membaca Tiga Pola Operasi Perebutan Politik

23 September 2016   14:42 Diperbarui: 23 September 2016   14:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Istri komisaris Sean Lau diculik oleh geng yang meminta negoisasi pembebasan Joe Lee, kriminal muda yang nekad. Para penyandera meminta Lau harus membawa sendiri Lee untuk ditukarkan. Lee adalah anak M.B Lee, perwira polisi senior yang sebentar lagi pensiun.

Istri Lau bisa diselamatkan namun Lee berhasil diloloskan. Kedudukan 1:1.

Walhasil, aksi Lau itu disoroti oleh media. Tak cukup media, politisi pun bergerak untuk meminta dengar pendapat. Geng yang menggerakkan rencana dengar pendapat ini dikendalikan seorang pensiunan komisaris, mantan atasan Lau, yang juga menjadi Godfather. Orang yang juga menjadikan Lee sebagai pion.

Pada intinya, aksi pelolosan Lee juga dengar pendapat itu skenario sepaket. Di lapangan, Lee dibantu oleh beberapa eks loyalis ayahnya, beroperasi untuk menimbulkan instabilitas hukum juga menganggu social order. Klimaksnya jelas, delegitimasi terhadap kepemimpinan Lau. Sementara para politisi itu beroperasi untuk mengesahkan delegitimasi jalanan menjadi keputusan politik formil. M.B Lee yang sudah menuju pensiun dipersiapkan menjadi komisaris.

Tegas kata, Lau terancam dikudeta. Aroma itu makin kental dengan suksesnya infiltrasi geng ini pada beberapa petinggi kepolisian yang memiliki kuasa memundurkannya.

Tentu saja Lau tidak diam saja. Ini film bersemangat hero-heroan kok!

Lau melawan. Ia membentuk shadow team yang bekerja dibawah kendalinya langsung. Tim yang melalukan pengintaian pada aktivitas M.B Lee, anaknya, juga loyalisnya. Saat bersamaan, Oswald sang senator, juga memiliki logika berpikir yang sama dengan Lau: ada master mind dalam aksi pelolosan Lee.

Jadi ini persoalan politik, persisnya pertarungan politik.

Oswald sejatinya tidak terlalu respek dengan pendekatan tangan besi Lau terhadap kejahatan gangster. Namun karena membaca kuatnya aroma politis, ia menjadi berpihak pada Lau. Keduanya, tentu saja, merancang serangan balasan.

Endingnya masih happy-lah. Kebaikan masih menang terhadap kejahatan. Good Cop masih pemilik takdir mengendalikan tertib sosial kota Hongkong, salah satu satelit penting pertumbuhan kapitalisme asia.

Klise?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun