Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Belajar dari Dua Peristiwa Mempertahankan Hidup

4 September 2016   11:28 Diperbarui: 4 September 2016   15:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa Pertama.

Kakek itu berpakaian batik yang lusuh. Mungkin sudah lima tahun membalut tubuhnya yang makin kurus keriput. Di balik batiknya, ia menggunakan kaos tanpa kerah dengan garis merah. Kaos yang didapat dari iklan produk cat dinding. Celana panjang yang dipakai pun sudah lusuh, seperti bekas bungkus semen. Kakinya hanyalah dilindungi sendal jepit dengan bekas lumpur yang masih tebal di kukunya yang tak dipotong. 

Ia berjongkok di pinggir tikungan jalan Sampit ke Palangka. Sambil melambai tangan berharap ada kendaraan yang berhenti dan sudi mengangkutnya pulang.

Mobil yang saya tumpangi hanya bermuatan empat orang dengan supirnya. Di kursi paling belakang kosong.

"Kita angkut saja kakek itu," kata Si Supir. Mobilnya diberhentikan tiba-tiba.

"Iyaa, dibawa saja. Kasihan kakek itu," sambung Si Ibu yang duduk di samping saya. 

Mobil kemudian dimundurkan. Saya keluar dan membuka pintu, menjemput si kakek.

Kakek itu bergegas. Ia membawa memanggul sebuah lanjung (seperti bakul) yang isinya peralatan berladang. Saya tersenyum, dia juga. 

"Tinggal di mana, Kek?" tanya saya. Kakek hanya tersenyum. Dia tidak bisa Bahasa Indonesia. Dia terus masuk dan duduk di bagian belakang. Mobil melaju lagi. 

"Tinggal di mana pian, Kek?" tanya Si Ibu. Seperti kepada saya, kakek hanya tersenyum. Hanya tersisa gusi dan sorot mata yang ramah. 

"Kakek ini tinggalnya sesudah Kereng. Saya tahu aja," kata si supir. Syukurlah, batin saya. Kereng adalah nama desa di kecamatan Katingan Hilir yang akan kami lewati. Jika sudah sampai di Kereng itu artinya sudah setengah perjalanan Sampit ke Palangka. Kereng juga merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktivitas perdagangan warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun