Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malam Pertama Emon

30 Agustus 2016   19:28 Diperbarui: 30 Agustus 2016   20:31 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Emon masih gundah gulana.

Ia masih belum bisa menerima fakta bahwa hari-hari ke depan akan hidup bersama Mika. Ia masih tidak percaya kalau urusan beginian tidak selalu perkara yang bisa direncanakan A sampai Z-nya. Terlebih lagi, di hari ketika tubuh cekingnya terjun ke sungai di tengah warga kampung yang berjejal sesak, ia masih belum tahu siapa tersangka yang mendorongnya. Sementara kepala desa terus saja mendesak untuk menyepakati waktu yang tepat melangsungkan hajatan. Menikah.

Emon merasa tak berdaya atas kebetulan-kebetulan yang membentuk jalan nasibnya.

“Mon, sadarkah kau jika kau adalah orang yang dipilih. Sadarkah kau jika hari yang kau anggap naas itu adalah pintu kebahagiaan masa depanmu?” tanya kepala desa sore itu. Sambil berkedip mengingatkan kalau ada 1999 lelaki yang patah hati karena gagal memenangkan masa depan kembang desa merka. Mereka dikalahkan Emon yang untuk hidup bertahan melawan dingin pos ronda setiap malam.

Terpilih dari Hongkong. Sayembara laknat! umpat Emon dalam hati.

“Kau harus segera menyetujui hari baik yang sudah pak Imam usulkan. Jangan tunda lagi. Jangan sampai Mika berubah pikiran.”

Hadeeeh, suruh pak Imam saja yang jadi suami Mika, umpat Emon lagi.

“Jadi gimana Mon?” desak kepala desa. Kini dengan tekanan  sepersis debt collector.

“Atur baik saja Pak.”

“Atur baik gimana?”

“Ya diatur menurut mau bapak dan pak Imam.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun